Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Kanopi Rumah

[Artikel 21#, kategori rumah] Di rumah sisi belakang sedang sibuk dengan pembuatan kanopi. Setelah bertahun-tahun, akhirnya halaman bakal ada atapnya. Kasian mobilnya yang terus kepanasan dan kehujanan. Alasan dipasangnya kanopi karena sang pemilik rumahnya akan datang.

Sejak hari Senin kemarin, (21/12), orang yang memasang kanopi sibuk mengerjakan. Bahkan dilakukan hingga malam hari. Sepertinya kejar target dari orang bawah (penghuni lain) yang ingin selesai sebelum pemilik rumah datang.

Seperti biasa, dia (penghuni bawah) selalu sibuk ketika penghuni bakal datang. Yang biasanya dihiraukan, mendadak dibersihkan. Yaudahlah biarkan saja.

Semoga kanopi yang dibuat sesuai harapan dan dapat bertahan lama.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya