Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Sangat Sulit Menggabungkan Kata Konsisten Dalam Sebuah Hubungan

[Artikel 55#, kategori Cinta] Selamat, tahun depan saya bakal punya wanita lain lagi. Saya harap demikian. Menengok ke belakang, saya memang setiap tahun selalu berganti pasangan. Bukan karena saya playboy, hanya sebuah kisah asmara yang gagal. Konsisten mencintai ternyata sangat sulit. Kalau nggak diputusin, ya diusir karena sudah tidak berguna.

Saya berharap bisa bertahan dan selamanya menua bersama wanita. Namun kenyataannya, tidaklah semudah apa yang dituliskan.

Saya boleh sombong dan sangat percaya diri dengan kata konsisten. Lihat dotsemarang, lihat aktivitas bersepeda saya. Saya melakukannya. Hanya saja soal cinta (asmara), seperti surga dan neraka.

Mengejutkan rasanya punya kehidupan berbanding terbalik seperti ini. Apalagi sebagai pemilik blog dotsemarang yang seakan keren dan dikenal banyak orang.

Saya tidak tahu bakal siapa lagi yang datang. Apakah saya akan kejebak dengan cerita yang sama, atau akhirnya harapan saya menikah terlaksana? Entahlah, kita lihat saja bagaimana saya menjalaninya. 

Kalau Tuhan beri kesempatan lagi, saya berharap tetap tinggal (sama yang sebelumnya saja). Lelah banget menuliskan kebahagiaan di awal dan mengisahkan kesedihan di akhir kehidupan asmara. Seperti drama saja. Sesekali ujung tahun tetap bahagia, masa selalu menderita.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh