Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Sangat Sulit Menggabungkan Kata Konsisten Dalam Sebuah Hubungan

[Artikel 55#, kategori Cinta] Selamat, tahun depan saya bakal punya wanita lain lagi. Saya harap demikian. Menengok ke belakang, saya memang setiap tahun selalu berganti pasangan. Bukan karena saya playboy, hanya sebuah kisah asmara yang gagal. Konsisten mencintai ternyata sangat sulit. Kalau nggak diputusin, ya diusir karena sudah tidak berguna.

Saya berharap bisa bertahan dan selamanya menua bersama wanita. Namun kenyataannya, tidaklah semudah apa yang dituliskan.

Saya boleh sombong dan sangat percaya diri dengan kata konsisten. Lihat dotsemarang, lihat aktivitas bersepeda saya. Saya melakukannya. Hanya saja soal cinta (asmara), seperti surga dan neraka.

Mengejutkan rasanya punya kehidupan berbanding terbalik seperti ini. Apalagi sebagai pemilik blog dotsemarang yang seakan keren dan dikenal banyak orang.

Saya tidak tahu bakal siapa lagi yang datang. Apakah saya akan kejebak dengan cerita yang sama, atau akhirnya harapan saya menikah terlaksana? Entahlah, kita lihat saja bagaimana saya menjalaninya. 

Kalau Tuhan beri kesempatan lagi, saya berharap tetap tinggal (sama yang sebelumnya saja). Lelah banget menuliskan kebahagiaan di awal dan mengisahkan kesedihan di akhir kehidupan asmara. Seperti drama saja. Sesekali ujung tahun tetap bahagia, masa selalu menderita.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya