Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Bulan September ini, Saya Suka Hari Senin


Gambar : Google

Apa yang saya rasakan memang tidak semua orang dapatkan. Hari Senin sepertinya menyenangkan buat saya. Saya sedikit lebih bahagia, tersenyum, nyaman dan semangat menggebu-gebu. Aih... ada apa ini?

September 2015 memang tak sepenuhnya memberi hal positif bagi saya. Beberapa curhat saya sebelumnya seperti soal dotsemarang yang terbelit masalah, Liga Blogger yang masih tahap rencana dan beberapa lainnya cukup menyita perhatian juga. Belum juga soal kehidupan di rumah dan hubungan asmara yang selalu kandas.

Saya harus tetap bersyukur karena dengan didekatkan dengan masalah, saya terus belajar dewasa. Untunglah mood menulis tidak terpengaruh yang memang salah satu alasan menulis membuat seseorang lebih tenang karna curhatnya semua dikeluarkan.

Mendadak suka hari Senin baru bulan ini saja saya merasakan sesuatu yang berbeda. Makanya saya menuliskannya di blog pribadi ini. Bulan-bulan lainnya malah jarang ditulis.

Mungkin salah satu alasan suka hari senin adalah kemenangan 2 tim sepakbola favorit pekan kemarin, atau berhasil ngopi dengan seseorang yang selalu ditunggu keberadaannya meski belum tentu dapat membawa hubungan ke tingkat lebih jauh.

Senin kemarin juga saya mendadak menyapa pasangan lansia saat berolahraga pagi. Ada sesuatu yang berbeda saat menyapa mereka yang penuh semangat. 'Selamat pagi', menyapa mereka yang tak mengenal saya sama sekali.

Dan mereka membalasnya dengan senyum ikhlas dengan kedua wajah bahagia penuh antusias. Tiba-tiba balasan tersebut membuat saya bahagia dan hampir menangis. Hei apa ini, pikir saya. Sumpah balasan salam saya membuat mata saya berkaca-kaca. Ini tidak seperti biasanya.

Salah satu pengalaman hari senin yang luar biasa kala itu. Bahkan berlanjut hingga sore dan malam. Saya benar-benar suka hari Senin di bulan September.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh