Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Suka Anime, Tidak Ada yang Salah Sih? Tapi..


Gambar : Google

Wajar anime begitu menarik bagi semua kalangan mulai dari anak-anak hingga dewasa. Cerita yang menarik dan menghibur adalah kunci bagaimana saat ini pun saya juga menggandrunginya. Tapi, dengan umur 29 tahun sepertinya ini nggak wajar. Alasannya?

Iya, ketika Anime begitu merebut perhatian kaum remaja hingga anak-anak, saya seolah telat untuk mengakui bahwa saya juga menyukainya. Anime/kartun bukanlah hal baru tentunya.  Saya adalah penggemar dan juga generasi dimana Dragon Ball pertama kali ditayangkan. 

Namun seiring waktu dan umur yang makin bertambah, kecintaan saya mulai memudar. Saya dengan mudah berpaling dengan berbagai tontonan. Sebut saja film Indonesia yang tiap kamis saya harus menontonnya di bioskop Semarang.

Lucunya orang dewasa

Andai saya berada ditengah banyak remaja, tentu mereka akan geli melihat saya terpingkal-pingkal sendiri. Merasa sedih atau tersenyum tidak jelas karena mata saya melototi smartphone dengan film-film anime. Tunggu dulu, film yang saya tonton tentu film yang menarik dari segi cerita. Bukan anime yang berbau adult atau dewasa.

Kegemaran saya ini kembali tumbuh seiring perangkat dan koneksi yang mendukung. Mungkin tanpa ini, saya nggak akan menggandrungi hal ini kembali untuk pria seusia saya. Mau beli filmnya, saya pasti mikir.

Dimana sosok pria sejati yang dengan kumis tebal, wajah sangar dan tubuh berotot yang didamba-dambakan tiap gadis? Atau dengan rambut acak, ala anak K-Pop, dengan stelan jas yang mempesona tanpa jeda.

Bukan-bukan... Sepertinya bayangan itu tidak akan kalian lihat dari penampilan saya saat ini. Semacam itu mungkin hanya ada di film atau dunia hiburan. Saya sendiri, meski umur semakin berapi-api, kelakukan masih seperti anak kecil. Makanya ada istilah, wanita lebih dewasa dari umur sebenarnya. Pria, kapanpun tetap anak-anak. 

...

Internet yang menjadi santapan harian memang membuat saya selalu mencari sesuatu yang baru. Bila bosan ngeblog, pasti saya nonton anime atau hal lainnya. Tanpa sadar semua berjalan tanpa ada jeda. Saya masih asyik dengan smartphone saya yang memutar video anime.

Salah satu situs yang jadi rekomendasi saya saat ini adalah anime.web.id. Ini bukan sebuah pesan sponsor, tapi hanya mengungkapkan sisi lain dari saya terlebih pria berusia 29 tahun. Aneh bagi saya, karena saya mengalaminya. Padahal kalau nonton film tentang persahabatan para pria (Hangover), saya berharap melakukan hal gila seperti mereka.

Tidak ada yang salah dengan saya atau pria seusia saya, hanya saja perlu dimakulumi :)





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh