Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Jangan Mengeluh Saat Datang ke Sebuah Acara yang Telat dari Jadwalnya


Saya sudah mengatakan pada diri saya sendiri bahwa weekend itu waktunya beristirahat. Manja-manja dengan waktu dan bersikap acuh terhadap berbagai kegiatan yang mengundang hawa nafsu untuk datang. Kenyataannya? Saya terjebak di sebuah kampus yang ternyata akhir pekan disini juga super sibuk.

Sabtu, 5 September 2015, saya menghadiri acara yang berhubungan dengan instagram. Kebenaran juga para pembicaranya teman-teman satu komunitas dan saya juga menjadi bagian dari komunitas itu meski sekarang mulai jarang bersosialisasi lagi.

Tujuan utamanya adalah tentu menyambung tali silaturahmi dengan para dedengkot komunitas exploreSemarang. Ada pak bos Verry, mas Charles, Jodhi dan lainnya yang sulit dikenali untuk orang seperti saya yang jarang aktif.

Acaranya super telat

Tidak salah sebagian orang mengatakan bahwa telatnya sebuah acara identik dengan jam karet dan inilah Indonesia. Senyum kecil saya memang mampu mengiyakan dan menyakini diri sendiri tentang sebuah acara.

Maklum saja selama ini berkecimpung di komunitas, dotsemarang, saya memang sudah terbiasa dengan masalah telatnya peserta yang datang atau timing waktunya yang belum tepat. KopdarSMG adalah salah satunya yang selalu menunggu pesertanya yang dianggap raja.

Saya duduk sendirian diantara deretan kursi yang sudah tersusun rapi. Beberapa panitia hilir mudik memutuskan konsentrasi saya dengan smartphone yang saya maini. Setengah jam berlalu, masih biasa. Satu jam berlalu, mulai gelisah. Dan satu setengah jam berlalu ini membuat saya muak.

Pusingnya panitia

Berpikir dari sudut pandang saya yang datang pertama dan duduk sendirian tentu saya kelihatan murka meski dari dalam diri. Pengalaman mampu membuat saya lebih sabar.

Wajah-wajah panitia yang terlihat seolah jadi tontonan yang mengasyikkan. Beginilah susahnya jadi panitia. Apalagi untuk sebuah acara yang harus bayar 15 ribu dan hanya mendapat snack, mereka pasti sangat pusing.

Saya sempat juga berpikir acara begini masa berbayar juga sih. Iya tahu buat konsumsi atau pembayaran pembicara dan lain sebagainya. Tapi cara promosi mereka yang saya cari di linimasa tak ada kelihatan sama sekali benar-benar membuat saya lebih murka.

Apakah ini acara hanya buat seisi kampus dan mahasiswa baru? Atau buat komunitas instagram Semarang saja. Masa akun kota Semarang yang jumlah followersnya berjubel tidak ada satu pun yang digandeng. Padahal bila digandeng ini jadi mudah (pikiran seorang admin dan buzzer yang mencium keuntungan).

...

Pada akhirnya rasa sabar dan memahami situasi dari banyak pengalaman yang saya dapatkan, acara akhirnya berjalan lancar juga. Butuh ketenangan dan kesibukan personal seperti main smartphone untuk mengatasi kejenuhan. Tidak mungkin dong acara yang sudah mengambil uang saya ini bisa batal.

Semua indah pada waktunya. Pembelajaran hidup banyak saya temukan disini. Bersilaturahmi, mendapat teman baru dan tentu pengetahuan baru yang tidak pernah didapat di buku-buku yang ada di toko buku.

Buah kesabaran adalah kebahagiaan. Jangan buru-buru pergi tanpa kepastian!

Salam

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh