Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Mengapa Harus Bermimpi



Saya berharap setelah membaca ini, adik saya atau siapa saja, lebih berhasrat memiliki mimpi. Dengan mimpi, arah tujuan hidup seseorang lebih tertata. Layaknya sebuah kendaraan, ada setir yang mengarahkan.


Di bawah ini ada beberapa paragrah yang saya ambil dari buku. Sumbernya saya masukkan setelah selesai membacanya bila Anda mencarinya. Coba deh baca beberapa kali dan pikirkan sesuatu tentang berikut ini

Kalau kamu merasa hidupmu sudah Sejahtera dan nggak perlu capek-capek bermimpi, Coba lihat lebih jauh lagi, pikir lebih mendalam lagi.

Milik siapakah semua yang ada pada kamu itu? Yang sedang kamu nikmati itu, bukan kepunyaan kamu. Semua itu hanyalah hasil dari jerih payah orang tuamu mewujudkan mimpi-mimpinya. Jadi,  kamu memang harus bermimpi, sebab kamu bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. 

Dan kedepannya nanti, tentu kita akan terpisah dari kehidupan orang tua kamu. Bukan karena itu saja sebetulnya, kenapa kamu harus punya mimpi adalah semata agar kamu punya hasrat untuk berkembang.  Sebab hidup ini, memang selalu berkembang. Kalau tidak punya mimpi,  masak kamu mau selamanya menjadi pecundang sementara sahabat-sahabat kamu sudah menjadi orang yang hebat.
...

Sekarang kamu sudah besar, menjadi mahasiswa. Kamu beruntung, lho, Ada saudara-saudaramu yang mengarahkan, memberi semangat, tidak memperdulikan kamu karena mereka tahu kamu hidup harus belajar dari pengalaman. Membiarkanmu seperti sekarang bukan berarti kakak-kakamu egois. Kamu harus kuat, hidup itu berat bila kamu pikir begitu.

Satu pesan saudaramu ini, bermimpilah selagi kamu sempat. Wujudkanlah semuanya. Ingatlah apa yang kamu suka dari dulu. Terimalah kenyataan bahwa kamu adalah anak bungsu. Anak paling sempurna diantara saudara-saudaramu. Karena kami yakin, kamu sudah sering melihat kesalahan yang kami buat.

Sumber :
Buku Wujudkan Mimpimu!
by Rifayal Qurban

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh