Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Mengapa Harus Bermimpi



Saya berharap setelah membaca ini, adik saya atau siapa saja, lebih berhasrat memiliki mimpi. Dengan mimpi, arah tujuan hidup seseorang lebih tertata. Layaknya sebuah kendaraan, ada setir yang mengarahkan.


Di bawah ini ada beberapa paragrah yang saya ambil dari buku. Sumbernya saya masukkan setelah selesai membacanya bila Anda mencarinya. Coba deh baca beberapa kali dan pikirkan sesuatu tentang berikut ini

Kalau kamu merasa hidupmu sudah Sejahtera dan nggak perlu capek-capek bermimpi, Coba lihat lebih jauh lagi, pikir lebih mendalam lagi.

Milik siapakah semua yang ada pada kamu itu? Yang sedang kamu nikmati itu, bukan kepunyaan kamu. Semua itu hanyalah hasil dari jerih payah orang tuamu mewujudkan mimpi-mimpinya. Jadi,  kamu memang harus bermimpi, sebab kamu bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. 

Dan kedepannya nanti, tentu kita akan terpisah dari kehidupan orang tua kamu. Bukan karena itu saja sebetulnya, kenapa kamu harus punya mimpi adalah semata agar kamu punya hasrat untuk berkembang.  Sebab hidup ini, memang selalu berkembang. Kalau tidak punya mimpi,  masak kamu mau selamanya menjadi pecundang sementara sahabat-sahabat kamu sudah menjadi orang yang hebat.
...

Sekarang kamu sudah besar, menjadi mahasiswa. Kamu beruntung, lho, Ada saudara-saudaramu yang mengarahkan, memberi semangat, tidak memperdulikan kamu karena mereka tahu kamu hidup harus belajar dari pengalaman. Membiarkanmu seperti sekarang bukan berarti kakak-kakamu egois. Kamu harus kuat, hidup itu berat bila kamu pikir begitu.

Satu pesan saudaramu ini, bermimpilah selagi kamu sempat. Wujudkanlah semuanya. Ingatlah apa yang kamu suka dari dulu. Terimalah kenyataan bahwa kamu adalah anak bungsu. Anak paling sempurna diantara saudara-saudaramu. Karena kami yakin, kamu sudah sering melihat kesalahan yang kami buat.

Sumber :
Buku Wujudkan Mimpimu!
by Rifayal Qurban

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun

I Will Never Let You Go, Drama China Kolosal Tentang Putri Pengemis dan Pangeran Bertopeng