Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Mengapa Harus Bermimpi



Saya berharap setelah membaca ini, adik saya atau siapa saja, lebih berhasrat memiliki mimpi. Dengan mimpi, arah tujuan hidup seseorang lebih tertata. Layaknya sebuah kendaraan, ada setir yang mengarahkan.


Di bawah ini ada beberapa paragrah yang saya ambil dari buku. Sumbernya saya masukkan setelah selesai membacanya bila Anda mencarinya. Coba deh baca beberapa kali dan pikirkan sesuatu tentang berikut ini

Kalau kamu merasa hidupmu sudah Sejahtera dan nggak perlu capek-capek bermimpi, Coba lihat lebih jauh lagi, pikir lebih mendalam lagi.

Milik siapakah semua yang ada pada kamu itu? Yang sedang kamu nikmati itu, bukan kepunyaan kamu. Semua itu hanyalah hasil dari jerih payah orang tuamu mewujudkan mimpi-mimpinya. Jadi,  kamu memang harus bermimpi, sebab kamu bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. 

Dan kedepannya nanti, tentu kita akan terpisah dari kehidupan orang tua kamu. Bukan karena itu saja sebetulnya, kenapa kamu harus punya mimpi adalah semata agar kamu punya hasrat untuk berkembang.  Sebab hidup ini, memang selalu berkembang. Kalau tidak punya mimpi,  masak kamu mau selamanya menjadi pecundang sementara sahabat-sahabat kamu sudah menjadi orang yang hebat.
...

Sekarang kamu sudah besar, menjadi mahasiswa. Kamu beruntung, lho, Ada saudara-saudaramu yang mengarahkan, memberi semangat, tidak memperdulikan kamu karena mereka tahu kamu hidup harus belajar dari pengalaman. Membiarkanmu seperti sekarang bukan berarti kakak-kakamu egois. Kamu harus kuat, hidup itu berat bila kamu pikir begitu.

Satu pesan saudaramu ini, bermimpilah selagi kamu sempat. Wujudkanlah semuanya. Ingatlah apa yang kamu suka dari dulu. Terimalah kenyataan bahwa kamu adalah anak bungsu. Anak paling sempurna diantara saudara-saudaramu. Karena kami yakin, kamu sudah sering melihat kesalahan yang kami buat.

Sumber :
Buku Wujudkan Mimpimu!
by Rifayal Qurban

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun