Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s...

Tantangan Ngeblog Awal Januari 2021

[Artikel 113#, kategori blogger] Bagai pedang bermata dua, entahlah kenapa istilah ini sering sekali digunakan, kedatangan keluarga bagaikan air di tengah padang pasir. Satu sisi menyinari kegelapan (sepi) dan memberi kehangatan. Sedangkan sisi lainnya, menghambat semangat yang setiap dipacu, tetap saja kembali layu.

Awal tahun baru, semangat baru. Visualisasi baru tentang apa yang akan dilakukan untuk menjadi lebih baik. Nyatanya, semua hanyalah semu. 

Selalu alasannya adalah sulitnya mengatur waktu ketika ada keluarga pemilik rumah datang. Padahal sudah diakali untuk tidak mengganggu. Bahkan rutinitas tidur cepat tetap dilakukan meski ajakan sering kali dilakukan mereka.

Tidak ada postingan blog hari ini

Menulis itu mudah, apalagi hanya berisi foto-foto atau video. Akhir-akhir ini video ternyata susah juga karena mengikuti tren yang harus membubuhi teks ke dalam frame-nya.

Karena mudah, terkadang menyepelekan. Dan itu berakhir tidak ada postingan blog hari ini, baik di blog dotsemarang maupun halaman ini. 

Hasilnya, ada beberapa kekosongan hari karena tidak diisi tulisan. Meski akhirnya saya tidak akan membiarkannya menjadi benar-benar kosong. Saya melakukan trik untuk menaruh tanggal yang belum dipublish menjadi ada. Ah, ketahuan deh.

Kerja ekstra

Nulis blog itu sebenarnya tidak butuh banyak waktu untuk menyelesaikannya, kecuali memang si bloger menulis lebih dari 2 halaman lembar Microsoft Word. Itu wajar lama.

Ketika suasana mendukung, sunyi dan tenang, serta waktu yang tepat, menulis tidak memerlukan kerja keras. Terutama membangun mood agar tidak tercerai berai. 

Saya sudah memiliki judul atau tema yang akan dijadikan bahan tulisan, namun jika waktu dan suasananya tidak mendukung, itu membuat saya linglung.

Mau tidak mau, saya harus memanfaatkan kondisi ketika benar-benar mendapatkannya (waktu dan suasana). Saya akan kerja ekstra, setidaknya 2 tulisan untuk mengejar halaman yang kosong karena ditinggal.

Bersenang-senang di atas penderitaan

Saya tidak mengatakan bahwa kedatangan keluarga adalah beban tersendiri. Saya sangat bahagia, bahkan mendapatkan konten luar biasa ketika bersama mereka.

Selain waktu menulis yang jadi korban, aktivitas bersepeda saya pun juga terdampak. Ya, karena harus menemani mereka beraktivitas di sini. Terkadang wisata kuliner, pergi ke pasar, wisata belanja hingga melakukan apa yang disuruh.

Saya sudah cukup banyak mendapatkan konten selama mereka datang. Apalagi kuliner yang tidak perlu harus membayar karena saya cukup makan ketika ikut mereka. 

Itu bisa jadi konten yang bagus, saya seperti bersenang-senang sendiri saat mengeluarkan pikiran dan ponsel saya dari saku. 

Namun setelah pulang dan merasa lelah, konten itu terbelengkalai dan menumpuk. Saya jadi menderita juga karena semakin banyak pilihan dalam pikiran saya, tapi tak mampu saya olah jadi tulisan.

Niatnya ada, semangatnya juga ada, tapi ketika tidak sengaja membuang waktu karena ingin beristirahat dan jadwal menulis yang belum dimulai, semua berakhir tanpa melakukan apapun.

...

Setiap kali mereka ke sini selalu keadaannya begini. Saya seperti tidak pernah belajar dari pengalaman. Bahkan tahun 2018, saya juga mengeluh hal yang sama karena kehilangan momentum saat mereka tiba.

Namun, kedatangan mereka adalah sebuah anugerah. Saya hanya merasa khawatir berlebihan saja karena sudah membangun kebiasaan untuk berteman dengan kesunyiaan. 

Mereka adalah warna yang menghiasai keheningan dan memberi cahaya kepada perasaan yang tenggelam karena merasa terus berusaha. Mungkin saya disuruh beristirahat dulu setelah setahun terus bekerja. 

Terima kasih kalian telah datang.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Perjalanan Pulang Pergi ke Hotel The Wujil Resort & Conventions

Review Film Tum Bin 2 (2016)