Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Tantangan Ngeblog Awal Januari 2021

[Artikel 113#, kategori blogger] Bagai pedang bermata dua, entahlah kenapa istilah ini sering sekali digunakan, kedatangan keluarga bagaikan air di tengah padang pasir. Satu sisi menyinari kegelapan (sepi) dan memberi kehangatan. Sedangkan sisi lainnya, menghambat semangat yang setiap dipacu, tetap saja kembali layu.

Awal tahun baru, semangat baru. Visualisasi baru tentang apa yang akan dilakukan untuk menjadi lebih baik. Nyatanya, semua hanyalah semu. 

Selalu alasannya adalah sulitnya mengatur waktu ketika ada keluarga pemilik rumah datang. Padahal sudah diakali untuk tidak mengganggu. Bahkan rutinitas tidur cepat tetap dilakukan meski ajakan sering kali dilakukan mereka.

Tidak ada postingan blog hari ini

Menulis itu mudah, apalagi hanya berisi foto-foto atau video. Akhir-akhir ini video ternyata susah juga karena mengikuti tren yang harus membubuhi teks ke dalam frame-nya.

Karena mudah, terkadang menyepelekan. Dan itu berakhir tidak ada postingan blog hari ini, baik di blog dotsemarang maupun halaman ini. 

Hasilnya, ada beberapa kekosongan hari karena tidak diisi tulisan. Meski akhirnya saya tidak akan membiarkannya menjadi benar-benar kosong. Saya melakukan trik untuk menaruh tanggal yang belum dipublish menjadi ada. Ah, ketahuan deh.

Kerja ekstra

Nulis blog itu sebenarnya tidak butuh banyak waktu untuk menyelesaikannya, kecuali memang si bloger menulis lebih dari 2 halaman lembar Microsoft Word. Itu wajar lama.

Ketika suasana mendukung, sunyi dan tenang, serta waktu yang tepat, menulis tidak memerlukan kerja keras. Terutama membangun mood agar tidak tercerai berai. 

Saya sudah memiliki judul atau tema yang akan dijadikan bahan tulisan, namun jika waktu dan suasananya tidak mendukung, itu membuat saya linglung.

Mau tidak mau, saya harus memanfaatkan kondisi ketika benar-benar mendapatkannya (waktu dan suasana). Saya akan kerja ekstra, setidaknya 2 tulisan untuk mengejar halaman yang kosong karena ditinggal.

Bersenang-senang di atas penderitaan

Saya tidak mengatakan bahwa kedatangan keluarga adalah beban tersendiri. Saya sangat bahagia, bahkan mendapatkan konten luar biasa ketika bersama mereka.

Selain waktu menulis yang jadi korban, aktivitas bersepeda saya pun juga terdampak. Ya, karena harus menemani mereka beraktivitas di sini. Terkadang wisata kuliner, pergi ke pasar, wisata belanja hingga melakukan apa yang disuruh.

Saya sudah cukup banyak mendapatkan konten selama mereka datang. Apalagi kuliner yang tidak perlu harus membayar karena saya cukup makan ketika ikut mereka. 

Itu bisa jadi konten yang bagus, saya seperti bersenang-senang sendiri saat mengeluarkan pikiran dan ponsel saya dari saku. 

Namun setelah pulang dan merasa lelah, konten itu terbelengkalai dan menumpuk. Saya jadi menderita juga karena semakin banyak pilihan dalam pikiran saya, tapi tak mampu saya olah jadi tulisan.

Niatnya ada, semangatnya juga ada, tapi ketika tidak sengaja membuang waktu karena ingin beristirahat dan jadwal menulis yang belum dimulai, semua berakhir tanpa melakukan apapun.

...

Setiap kali mereka ke sini selalu keadaannya begini. Saya seperti tidak pernah belajar dari pengalaman. Bahkan tahun 2018, saya juga mengeluh hal yang sama karena kehilangan momentum saat mereka tiba.

Namun, kedatangan mereka adalah sebuah anugerah. Saya hanya merasa khawatir berlebihan saja karena sudah membangun kebiasaan untuk berteman dengan kesunyiaan. 

Mereka adalah warna yang menghiasai keheningan dan memberi cahaya kepada perasaan yang tenggelam karena merasa terus berusaha. Mungkin saya disuruh beristirahat dulu setelah setahun terus bekerja. 

Terima kasih kalian telah datang.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya