Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Jogja

[Artikel 15#, kategori keluarga] Tahun baru ini sebenarnya penuh dengan tantangan karena Corona. Tapi keluarga sepertinya tidak terpengaruh. Pergantian tahun, mereka pergi ke Jogja. Syukurlah, tidak terjadi apa-apa dengan mereka hingga tulisan ini saya buat.

Jogja, bukan sesuatu yang membuat penasaran lagi. Kota ini sudah sering kali dikunjungi, meski 5 tahun terakhir rasanya sudah tidak lagi.

Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, saya lebih memilih menikmati malam pergantian tahun lebih nyaman di rumah sendiri (Semarang). Apalagi tidur di awal malam dan bangun di tengah malam. 

Seperti tidak ada hal istimewa terjadi, tapi suasana yang tenang dan tidak diribetkan berbagai hal semisal suasananya ramai bersama keluarga adalah kemewahan yang saya dambakan.

Saya kembali menolak ajakan ikut sama seperti tahun lalu di malam pergantian tahun baru, saat itu keluarga memilih Dieng. Entah apakah keajaiban atau panggilan diri, beberapa bulan kemudian, saya juga ke Dieng. 

Hanya dengan 1 mobil, dan terpaksa memesan Grab karena keluarga datang lebih banyak, Jogja bakal jadi cerita tersendiri buat mereka. Terutama pasangan yang baru menikah akhir tahun lalu. Tentu terasa lebih istimewa.

Biarkan kita memiliki cerita masing-masing untuk dikenang. Yang penting, semua tetap dalam lindungan-NYA. Bebas dari Covid-19 dan hal-hal yang di luar dugaan. Mereka sudah di Semarang lagi beberapa hari kemudian (4/1/2021).

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat