Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Futsal Pertama Tahun 2021

[Artikel 63#, kategori futsal] Saya masih datang terlambat hari ini, Kamis (7/1/2021). Padahal futsal perdana tahun 2021. Keluarga yang datang masih jadi tantangan untuk bebas memilih waktu. Mau gimana lagi, yang terpenting saya tidak melewatkan momen bermain kali ini.

Saya kembali membaca cerita setahun sebelumnya. Bila hari ini tantangannya adalah waktu bersama keluarga yang lebih banyak, maka tahun lalu saat datang ke lapangan futsal adalah hujan. 

Awal tahun 2021, tidak hujan saat menuju lapangan. Karena mengetahui bahwa sudah terlambat, mau tidak mau kali ini tidak memakai sepeda. Terpaksa pinjam roda dua orang rumah.

Tambah durasi

Akhir-akhir ini, durasi 2 jam bermain terasa kurang. Entah apakah karena jumlahnya yang lebih banyak atau perasaan kurang puas belum mengeluarkan performa di atas lapangan.

Koordinator lapangan, mas Panji, akhirnya meminta tambahan durasi waktu 30 menit. Sayangnya, hari ini saya tidak ikut bagian penambahan waktu tersebut. Antara lelah dan sudah lepas sepatu.

Tumben tidak jadi kiper

Meski tubuhnya sedikit bongsor, mas kiper bisa dikatakan bermain apik. Tidak salah jika selalu memakai sarung tangan adalah caranya memperlihatkan kemampuan.

Karena ada kiper, saya jadi senang karena bisa tetap fokus bermain. Sesederhana itu bahagia, mengingat bila tidak yang mau jadi kiper, saya selalu berinisiatif berdiri di bawah tiang.

...

Beberapa hari kemudian, kekhawatiran tentang bermain futsal mendadak lebih besar dari sekedar hujan atau datang terlambat. Pemerintah memperketat pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM. Semarang adalah salah satu yang turut terdampak.

Apakah pembatasan waktu di tempat futsal bakal berimbas?

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh