Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Tidak Menyangka 11 Bulan

[Artikel 56#, kategori Cinta] Hubungan yang telah berakhir tetap berlanjut meski tanpa status resmi dua pasangan. Saat ini, karena juga sedang tak memikirkan yang lain, saya hanya mengikuti arusnya saja. Entah apa yang terjadi kelak, saya hanya perlu melakukan yang terbaik hari ini.

Tanggal 23 Januari 2021, saya tidak menyangka masih bisa bersamanya. Bahkan menikmati makan bersama saat setelah kami tidak berstatus pacaran. Satu sisi itu mengejutkan dalam perjalanan saya tahun baru ini. Satu sisi, itu menyenangkan.

Tempat makan yang kami singgahi adalah tempat makan favoritnya. Ada mie di sana yang benar-benar nikmat untuk disantap. Itu luar biasa, apalagi duduk di depan saya seseorang yang saya sayangi.

Kami menghabiskan satu hari bersama. Terima kasih udah mewarnai cerita hari ini. Saya tidak ingin melewatkan momen untuk tidak memasukkannya dalam halaman ini. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya