Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

1 Tahun

[Artikel 59#, kategori Cinta] Seburuk-buruknya sebuah hubungan antar dua spesies makhluk hidup, selalu ada bagian yang menyenangkan untuk diceritakan. 

Saya ingin mengambil bagian itu untuk merayakan 1 tahun bersamanya meski sudah tanpa ikatan. Saya ingin mengenangnya karena dia juga sudah melewati banyak hal bersama saya.

Hai, Sayang. 

Saya menulis ini setelah menghubungimu yang sedang belum tidur sambil menonton drama Korea. Sudah, jangan kesel terus karena ulah saya yang selalu masih kekanak-kanakan. Kamu lebih dewasa dari sisi pikiran, maklumilah.

Selamat 1 tahun, sayang. Tidak terasa kita sudah sejauh ini meski hubungan kita hanya bertahan 8 bulan saja. 

Saya bersyukur selama 1 tahun, kamu tetap ada. Menyaksikan saya terus melewati waktu. Memberikan senyum dan selalu mentraktir saya makan.

Beberapa kali hubungan kita, bahkan tanpa ikatan, selalu dilanda kekecewaan, rasa amarah, tangis dan tawa. Tapi kamu selalu ada dan tegar menghadapi. Saya banyak belajar darimu sebagai manusia.

1 tahun

Ingat pertama kali kita bertemu dan akhirnya hubungan kita saya anggap resmi memulai langkah baru sebagai pasangan.

Bioskop, adalah tempat kita bertemu setelah sebelumnya dalam satu kendaraan dalam perjalanan bersama. Malam itu, kamu seperti bidadari di mataku. Saya sangat bangga mengenang itu sekarang.

Saya tidak bosan menceritakan kisah ini kepadamu. Karena itu adalah momen istimewa mengenalmu lebih dekat. Menggenggam tanganmu, mencium keningmu dan merangkulmu, yeah itu seperti sebuah surga bagiku.

Waktunya terbang tinggi

Saya tahu emosimu sulit dikontrol. Apapun yang saya lakukan, selalu salah di matamu. Wajar, kamu masih muda dan memikirkan hidupmu yang semua orang merasakannya sekarang tidak baik-baik saja. Kamu sedang berjuang, dan saya pun.

Sekarang, waktunya kamu terbang tinggi.
Awan biru menantimu bersama pelangi.

Mungkin saya tidak akan dapat membalas semua jasamu hari ini selama 1 tahun. Saya hanya bisa berdoa tentangmu semoga kamu baik-baik saja dan dibalas dengan Tuhan yang lebih baik lagi.

Kamu orang baik, sudah sepantasnya mendapatkan yang lebih baik. Kamu penuh dedikasi, sudah sepatutnya ada orang lain yang menjagamu untuk tetap terjaga. Terjaga dari kesedihan, kebahagiaan dan yang paling penting adalah mengerti tentangmu.

Terima kasih 1 tahun menemaniku, sayang.
Aku tidak membencimu karena aku tahu mencintaimu lebih besar.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya