Catatan
Pergi Ke Gunung
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
[Artikel 30#, kategori Amir] Entah sejak kapan, gunung menjadi ramah untuk didatangin. Begitu terlihat menarik baginya seolah prestasi untuk label seorang pria. Dibalik kemewahan itu, ia lupa siapa sebenarnya dirinya.
Ketika dukungan membentuk seseorang, tak lantas harus berpaling pada kenyataan. Bahkan, melupakan. Yang terjadi hari ini adalah kesalahan dan semoga suatu hari ia menyesal melakukan.
Tebakan benar, semakin hari ia semakin jumawa. Dari yang biasa, menjadi terkesan luar biasa. Seolah kenyamanan membutakan dirinya yang sederhana.
Akhir pekan yang seharusnya datang dengan keuletan dan perhatian dari keadaan, malah dibuang dengan keinginan lebih besar. Merayakan kepuasaan batin dan hegemoni orang-orang yang saling mengenal.
Di tempat asal, rumah yang seharusnya memberi kenyamanan malah tidak diperlakukan semestinya alasan ia tinggal.
Seolah bertukar peran, siapa tuan dan siapa pembantu. Apakah pengalaman tinggal di kamar kosan membuat acuh terhadap lingkungan yang lebih besar.
Entahlah, sikap peduli yang ditunjukkan kepada banyak orang hanya mampu mereka rasakan saat awal pertemuan.
Semoga ketidakdayaannya tidak menjadi bumerang di masa depan. Karena kita hidup bukan tentang bagaimana cara bertahan, tapi sikap peduli terhadap lingkungan yang membentuk karakter kita.
Artikel terkait :
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar