Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Orang Sosial

[Artikel 28#, kategori Amir] Orang-orang menyukai tampilan, perbuatan dan sikap baik. Mudah berkomunikasi apalagi, hingga dapat berinteraksi dengan sekitar. Orang ini saya sebut orang sosial.

Duuk.. bunyi benturan dari luar kamar dan saya langsung melihat apa yang terjadi. Ternyata dia. Saat ditanya sedang mencari sesuatu untuk di luar yang sedang memasang tenda sebelum malam tirakatan.

Sosial tinggi

Saya jadi penasaran dengan bunyi tadi. Rasanya kakinya membentur sesuatu. Sesaat setelah tiba di tempat, tidak terjadi apa-apa. Tidak ada pecah atau rusak. Hanya saja terlihat semacam pasir yang berserakan tanpa dibersihkan olehnya.

Dia menurut saya begitu sempurna di mata masyarakat. Benar-benar kebalikan dari saya yang lebih menyukai berdiam di rumah tanpa terlibat apapun dengan lingkungan.

Melakukan apa saja saat diminta tolong adalah sifat baiknya yang layak dipuji. Orang-orang yang mengenalnya juga pasti menyukai karena persepsi yang terbangun adalah positif.

Sifatnya yang dari dulu memang baik memang menempatkan dirinya dalam tingkatan manusia yang lebih tinggi dari sesama manusia. Wajar orang seperti ini disukai. Dapat diandalkan dan mendengarkan apa yang dikatakan.

Tidak sempurna

Saya harap orang-orang bertipe sosial tinggi memiliki kehidupan yang sempurna. Baik di luar, maupun di dalam. Citra yang dibangun memang mengelabui orang-orang yang baru dikenal hingga sekedar mengenal.

Tapi sayangnya, tidak demikian. Saya harap ia sempurna.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh

Mengenal Istilah Jam Kerja Hotel; Split atau Double Shift

Berkenalan dengan Istilah Cinephile