Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Membuatnya Selalu Bahagia

[Artikel 35#, kategori wanita] Menjelang 6 bulanan, ia semakin sensitif. Sedikit saja kesalahan, ia tak segan marah. Kartu andalannya pasti ia keluarkan. Kalau sudah begini, saya harus menghiburnya. Tak peduli kata 'bacot' sering keluar. Minggu ini, membuatnya selalu bahagia adalah keharusan.

Menjadi dewasa, lagi-lagi menulis ini, benar-benar sulit. Ingin marah juga, ngambek juga, malah dikira tidak jauh dengan kelakuan anak muda yang baru melihat dunia. Malu sama umur. Ini benar-benar dituntut mengerti dan memahami. Satu sisi aman, satu sisi menderita karena sadar diri.

Entah sampai kapan? Apakah saya bisa santai sejenak dan melihatnya lebih dewasa atau saya harus tetap mengayomi nya.

Mari berpikir lebih jernih. Semua butuh pengorbanan. Tinggal sejauh mana itu dilakukan. Tidak semua orang mampu bertahan. Membuat seseorang yang dicintai bahagia selalu tentu tidaklah salah.

Mumpung masih bisa dilakukan, mengapa tidak diusahakan. Berjuanglah dengan semangat selama itu masih didekap. Dan menyerahlah, bila memang sudah ikhlas pergi demi kebahagiannya.

...

Tidak peduli apa yang terjadi. Minggu ini saya berkomitmen pada diri sendiri untuk membuatnya selalu bahagia. Saya selalu jatuh cinta kepadanya, entah kenapa menulis ini membuat saya tenang dan bersemangat.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh

Mengenal Istilah Jam Kerja Hotel; Split atau Double Shift

Berkenalan dengan Istilah Cinephile