Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Penghalang Jalan yang Terpasang (Covid-19)

[Artikel 16#, kategori rumah] Saya terkejut ketika jalanan rumah mendadak ditutup. Ada apakah? Pesta pernikahan, atau acara? Setelah membuka pintu rumah, saya bergegas menuju dapur. Dan kabar salah satu warga sekitar terkena koronavirus mendadak membuat tubuh yang sudah lelah, bertambah menjadi lemes.

Minggu siang (23/8), saya baru saja pulang dari Ungaran. Selama satu hari satu malam saya berada di The Wujil Resort & Conventions yang kebenaran memberi kamarnya buat saya menginap. Nanti saya cerita tentang ini.

Akhirnya saya turun dari bus yang selama perjalanan membuat saya berganti 5 kali bus. Meski tubuh sudah terasa lelah, saya harus tetap semangat untuk berjalan kaki menuju rumah. Lumayan 1 kilometeran.

Pagar yang terbuka tidak biasa

Saya tidak menyangka pilihan sepatu saya hari ini (menginap) sangat salah. Terutama kaos kakinya yang selalu melorot dan membuat tumit saya terasa sakit.

Menit demi menit saya coba nikmati dalam perjalanan. Hingga akhirnya tiba dekat area perumahan, pagar besi yang hanya selama ini dibuka saat ada acara, tumben dibuka.

Senyum saya mungkin bisa menipu saat menyapa petugas security. Langkah saya terus pergi, mengabaikan petugas yang takutnya bakal sulit lepas saat berbicara.

Sesampainya di rumah, kurang dari 5 meter, saya melihat pembatas jalan. Ada apakah gerangan. Ya, ini adalah efek dari koronavirus yang membuat orang yang terkena sangat berdampak pada sekitarnya juga.

Tidak menyangka

Saya benar-benar tidak menyangka bahwa orang yang terkena adalah orang yang dikenal baik dan punya pengaruh.

Bahkan beberapa minggu sebelumnya, saya sempat ngobrol dengan beliau yang saat itu tubuhnya sangat prima.

Sepertinya aktivitas pekerjaannya yang membuatnya terkena. Mau gimana lagi sebagai seseorang yang berpengaruh di instansinya.

...

Selama ini, saya sering kali melihat penutupan jalan yang dilakukan masyarakat di perkampungan. Tidak menyangka, hari ini saya melihatnya di sini. Semoga semuanya diberi perlindungan dari Covid-19.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Half Girlfriend, Film India Tentang Pria yang Jatuh Cinta dan Tidak Mau Menyerah

Kembali ke Jogja: Pulang