Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Penghalang Jalan yang Terpasang (Covid-19)

[Artikel 16#, kategori rumah] Saya terkejut ketika jalanan rumah mendadak ditutup. Ada apakah? Pesta pernikahan, atau acara? Setelah membuka pintu rumah, saya bergegas menuju dapur. Dan kabar salah satu warga sekitar terkena koronavirus mendadak membuat tubuh yang sudah lelah, bertambah menjadi lemes.

Minggu siang (23/8), saya baru saja pulang dari Ungaran. Selama satu hari satu malam saya berada di The Wujil Resort & Conventions yang kebenaran memberi kamarnya buat saya menginap. Nanti saya cerita tentang ini.

Akhirnya saya turun dari bus yang selama perjalanan membuat saya berganti 5 kali bus. Meski tubuh sudah terasa lelah, saya harus tetap semangat untuk berjalan kaki menuju rumah. Lumayan 1 kilometeran.

Pagar yang terbuka tidak biasa

Saya tidak menyangka pilihan sepatu saya hari ini (menginap) sangat salah. Terutama kaos kakinya yang selalu melorot dan membuat tumit saya terasa sakit.

Menit demi menit saya coba nikmati dalam perjalanan. Hingga akhirnya tiba dekat area perumahan, pagar besi yang hanya selama ini dibuka saat ada acara, tumben dibuka.

Senyum saya mungkin bisa menipu saat menyapa petugas security. Langkah saya terus pergi, mengabaikan petugas yang takutnya bakal sulit lepas saat berbicara.

Sesampainya di rumah, kurang dari 5 meter, saya melihat pembatas jalan. Ada apakah gerangan. Ya, ini adalah efek dari koronavirus yang membuat orang yang terkena sangat berdampak pada sekitarnya juga.

Tidak menyangka

Saya benar-benar tidak menyangka bahwa orang yang terkena adalah orang yang dikenal baik dan punya pengaruh.

Bahkan beberapa minggu sebelumnya, saya sempat ngobrol dengan beliau yang saat itu tubuhnya sangat prima.

Sepertinya aktivitas pekerjaannya yang membuatnya terkena. Mau gimana lagi sebagai seseorang yang berpengaruh di instansinya.

...

Selama ini, saya sering kali melihat penutupan jalan yang dilakukan masyarakat di perkampungan. Tidak menyangka, hari ini saya melihatnya di sini. Semoga semuanya diberi perlindungan dari Covid-19.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh