Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Halo Agustus 2020; Sebuah Penantian


[Artikel 78#, kategori catatan] Tidak terasa, saya sudah sampai di sini. Menantinya hanya tinggal hitungan minggu. Rindu serindu-rindunya, pokoknya. Beban yang selama ini dipikul bakal terasa ringan. Tidak mudah menjaga pikiran ini tetap normal, namun saya melakukannya.

Kekhawatiran pandemi yang terus meningkat di Kota Semarang benar-benar merusak tatanan yang telah dibuat jalan. Padahal, untuk membuka jalan yang masih lebat karena hutan, tidaklah mudah. 

Sekarang. Uang logam nominal 100 rupiah pun sangat berharga. Apalagi dikumpulkan menjadi satu, lalu kemudian diplester dengan isolasi bening. Setidaknya, saya bisa mengumpulkan 2 ribu rupiah yang dapat digunakan untuk pompa ban sepeda.

Sebuah penantian

Meski saya menderita dari sisi finansial, saya selalu menepuk kedua pipi saya ketika frustasi datang. Plak..plak..plak.. tidak tidak, bukan hanya saya saja yang terdampak karena covid-19. Bahkan ada yang lebih menderita lagi dari saya. Ini hanya ujian dan segera akan berlalu.

Begitu saya menyemangati hari-hari saya untuk terus optimis. Apalagi bulan Agustus sudah tiba. Ada harapan baru, lembaran baru yang belum diceritakan dan menantinya kembali dari luar negeri.

Saya tidak sabar untuk memeluknya dan mendekapnya erat agar jiwa dan raga saya yang hilang beberapa bulan bisa kembali utuh. Masa depan kami memang sudah dituliskan, tapi kami ingin menikmati waktu yang masih diberikan.

Terus berjuang

Saya mengerti orang-orang butuh tempat beraktualisasi diri. Mereka semakin tidak malu mengumbar perasaan mereka. Sedih, senang dan duka, hanya sebuah cerita yang entah disengaja atau sebaliknya.

Mengapa mereka masih mengeluh ketika mereka sebenarnya lebih baik dari saya. Apakah kenyamanan adalah alasan. Atau kiasan agar orang-orang seperti saya menyapanya?

Menjadi pria seperti saya saat ini memang harus terus berjuang. Tidak mudah menjadi dewasa yang makin hari semakin merajalela. Ya, itu pikiran dan tuntutan yang datang dalam diri. Seolah, kemana saja selama ini?

...

Halo Agustus, saya terus berdoa agar setiap harinya dapat berubah. Ketika takdir sudah ditulis, hanya kerja keras yang perlu dirilis. Bertahan, bertahan dan bertahan.

Banyak kabar baik yang siap menyambut saya di bulan kedelapan ini. Saya harap semua baik-baik saja dan sesuai harapan. Dan semoga, tidak terdampak covid-19. Saya masih punya banyak mimpi.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Half Girlfriend, Film India Tentang Pria yang Jatuh Cinta dan Tidak Mau Menyerah

I Will Never Let You Go, Drama China Kolosal Tentang Putri Pengemis dan Pangeran Bertopeng