Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Komunikasi Mulai Berubah

[Artikel 43#, kategori Cinta] Ini adalah sebuah perjalanan dan wajar. Keindahan dan kesenangan di awal tidak selalu dapat dirasakan. Terkadang, saya merindukan awal-awal kami berbicara. Dan sekarang saya menyadari bahwa ini sudah tidak sama.

Saya tahu tidak mudah menjalani hari-hari dengan berbagai lingkungan yang memberi tekanan. Perasaan yang tidak menentu, mood yang jatuh hingga sikap yang tak sengaja menjadi kebiasaan yang akhirnya selalu dijaga.

Saya mulai terbiasa ketika ia pergi begitu saja. Diam seharian tanpa kata dan ucapan pulang ketika ia tiba di rumah.

Munafik bila tidak kesal karena merasa dicuekin. Hanya saja sekali dihancurkan moodnya, ia seperti angsa yang menyerang dengan sosornya saat didekatin. Lebih baik menjauh dari masalah.

Saya ingin mengatakan kepadanya bahwa kita baik-baik saja, maka tetaplah kuat. Saya akan ikuti apa maunya dan tolong, bertahanlah.

...

Saya tidak mendapatinya siang hari ketika ia mengingatkan saya tentang makan siang. Saya tidak melihatnya seharian dan hanya menemukannya saat pagi hari. Terkadang saya merasa bersalah saat kami ada waktu, malah membuatnya sedih.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh

Mengenal Istilah Jam Kerja Hotel; Split atau Double Shift

Berkenalan dengan Istilah Cinephile