[Artikel 40#, kategori Cinta] Bagaimana Rasanya bila cintamu belum luntur tapi pasanganmu mulai bersikap hancur. Yang pasti ingin selalu menjaganya, mempertahankan dan menunggunya agar tidak tersesat oleh kerasnya kehidupan.
Sampai berapa lama kira-kira cinta bisa luntur? Hari ini, tepat 4 bulan, kisah asmara kami tetap berjalan. Hari-hari yang dilalui masih tetap sama, hanya saja dia semakin sibuk dan saya semakin mengerti tentangnya.
Jatuh cinta itu selalu menyenangkan. Ada perasaan semangat tak kasat mata yang memberi kehidupan lebih berarti. Akan tetapi, bila salah satunya sedikit bermasalah, cinta seperti kesakitan yang tidak tertahankan. Ada getir, khawatir sampai sulit berpikir yang akhirnya berpengaruh pada pekerjaan.
Di bulan ke-4 ini ada satu ritme yang saya pelajari ketika bersamanya. Saat bahagia beberapa hari, maka beberapa hari kemudian terjadi sebaliknya. Tidak tentu waktunya, bisa 3 hari sekali atau bahkan seminggu. Seperti air yang tenang, mendadak riuh ketika ada benda yang jatuh di tengahnya.
Saya semakin terbiasa ketika ia menghilang saat sedang terjadi percakapan. Atau tidak ada kabar seharian dengan alasan kesibukan. Ya, saya terus belajar dari kemarin-kemarin ketika berbuat salah dan coba mengerti sudut pandang dia saat sibuk bekerja. Meski sebenarnya saya sangat was-was, tapi terus saya berusaha.
4 bulan
Malam sebelum tulisan ini terbit, ia kembali meneteskan air mata. Bermaksud bercanda, malah yang ada jadi cerita bernoda saat mau merayakan 4 bulan ini.
Saya berharap ia lebih baik menjadi pemarah ketimbang menangis karena saya. Entahlah, saya bingung juga mengapa ia menangis sebenarnya. Padahal ia selalu menunjukkan betapa kerasnya ia saat berbicara.
Ini benar-benar kejutan buat saya dalam perjalanan 4 bulan. Mungkin saya tidak pernah tahu bila selama ini wanita yang terlihat keras sebenarnya rapuh. Saya menyesal membuatnya terus bersedih.
...
Saya terbangun lebih awal malam ini. Menanti kejutan seperti apa jam 00.00 dini hari. Yang pasti, saya sudah menyiapkan halaman ini sejak beberapa hari sebelumnya.
Hingga tulisan ini terbit, tidak ada kejutan yang berarti. Yang ada tadi, saya melihatnya live streaming malamnya. Entahlah, mungkin moodnya sedang tidak bagus karena saya.
Terima kasih, kamu. Yang masih bertahan dengan komitmen yang saya perjuangkan untuk beberapa bulan ke depan. Saya sudah tidak sabar memelukmu di sini.
Priamu,
Yang selalu merindukanmu.
Dan selalu mencintaimu.
Artikel terkait :
Komentar
Posting Komentar