Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Pria Menangis Saat Pernikahan


[Artikel 55#, kategori Pria Seksi] Saya pasti juga akan menangis di waktu yang sama saat itu tiba (pernikahan). Menutupi rasa malu, tapi terus membuncah mengeluarkan air mata. Saya harap saat itu ada yang memberikan tisu kepada saya. 

Hari ini tidak sengaja menemukan video di beranda TikTok tentang pernikahan. Sang pria tidak dapat menutupi tangisannya. Pasti ia melalui banyak hal bersama sang mempelai wanita. "Akhirnya aku mempersuntingnya"

Tidak mudah menjalin hubungan

Berkali-kali video itu terputar di sebelah jari jemari saya menulis halaman ini. Bahkan, saat pertama kali menyaksikan video dari akun @ashley & Jay yang diunggah bulan Februari tersebut, saya ikut menangis. Ada apa dengan saya?

Saya tidak tahu kenapa terpengaruh karena itu. Seperti saya sedang berada diposisi si pria. Mengatakan dalam diri bahwa perjuangannya selama ini tidak sia-sia.

Saya benar-benar emosional hari ini. Mungkin juga karena hari ini juga perasaan benar-benar gundah gulana. Saya merindukannya seharian ini. Saya kembali melakukan hal bodoh, dan perasaan sangat kalut.

Menjalin hubungan sebelum pernikahan itu tidaklah mudah. Terutama yang benar-benar dipertemukan dari kisah dan latar belakang yang berbeda. Sangat beruntung bagi mereka yang sudah berhubungan dari awal (bangku Sekolah) atau saling kenal antar keluarga, relasi dan sebagainya.

Benar-benar iri melihat mereka yang berhasil menikah dan langgeng sepertinya. Saat ini, saya sedang membangun perasaan itu. Tiga hari bahagia, tiga hari berikutnya berantem karena urusan kecil dan mempertahankan ego masing-masing.

Ya, itu baru terhubung antar dua manusia. Belum lagi menjalin hubungan ke arah penikahan yang berarti mengenal keluarganya hingga satu persatu teman hingga lingkungannya. Saya ingin mengalir begitu saja saat kesempatan itu datang.

Sebuah alasan

Saya kembali memutar video, lagi-lagi masih terbawa emosi. Betapa bahagianya mempelai wanita yang didampingi kedua orang tuanya. Si pria, bukan saja harus bersikap tegar dan percaya diri menyambutnya, tapi juga menyakini perasaannya yang terus berderai air mata.

Untuk benar-benar berada di altar penikahan, seseorang (saya) harus memiliki sebuah alasan mengapa ia harus melanjutkannya ke jenjang yang lebih resmi.

Alasan yang tidak sekedar kata mencintai menjadi manis didengar banyak orang, tapi janji setia hidup semati dan saling menghormati. Mencintai dirinya, berarti mencintai keluarganya.

Jangan pernah meninggalkannya atau mengkhianati perasaannya. Saya ingin mengingat bagaimana kami jatuh cinta dan menceritakannya hingga ia terharu dan menangis saat itu nanti.


...

Hanya benar-benar terinspirasi dari video ini mengapa tulisan ini saya tulis. Menyaksikannya berkali-kali, tetap saja membuat mata saya terus berkaca-kaca. 

Saya membayangkan diri saya di sana, sebagai prianya. Kekuatan yang dapat memegang tangannya karena saya tahu, ia bisa saja pergi dan melepaskan saya.  Semua yang sudah mereka lalui, kini menjadi sebuah kenyataan. 

*Momen indah itu (video), ternyata banyak yang fokus pada sesuatu yang lain (baca komentar). Netizen mah bebas.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh