Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Sabtu; Cucian


[Artikel 90#, kategori aktivitas] Hari ini saya lebih bersemangat menjalani aktivitas. Itu semua karena pekerjaan mengurusi blog dotsemarang sudah selesai, khususnya menulis. Sekarang sudah waktunya membereskan pakaian satu Minggu yang menumpuk. 

Apa yang paling menyenangkan saat beraktivitas? Menikmatinya, ya menikmatinya. Jangan berpikir itu sebuah beban. Jika tidak, semua yang dilakukan terasa berat dan tidak optimal.

Tiap Sabtu, aktivitas saya adalah mencuci pakaian secara manual. Saya jadi ingat beberapa tahun lalu ketika keadaannya baik-baik saja, cuci pakaian lebih sering memanfaatkan jasa laundry. Kini, tidak lagi.

Tips mencuci

Sebenarnya di rumah ini memiliki mesin cuci, entah kenapa malas digunakan dan lebih suka pakai tangan. Mesin cuci malah lebih sering dipakai hanya untuk mengeringkan saja. Biar hemat listrik sekalian.

Mencuci terdengar sederhana, tapi tidak demikian buat mereka yang tidak terbiasa. Saya bukan ahli, hanya melakukan rutinitas tiap akhir pekan.

Hal pertama yang dilakukan, tentu saja merendam pakaian setelah diberi sabun pencuci (Rinso). Setel waktu selama 30 menit dan bersabarlah dengan melakukan aktivitas lainnya.

Setelah tiba waktunya, kucek pakaian dan bilas dengan air bersih. Bagian ini harus bertenaga dan bersabar sambil menikmatinya. Kalau sedikit, kamu beruntung. Tapi kalau banyak, sebaiknya, jangan membiarkan pakaian lebih seminggu pokoknya.

Terakhir, masukkan ke dalam air yang sudah diberi pewangi pakaian setelah bilasan kedua. Dan tunggulah lagi hingga 30 menit. Ya, benar-benar bersabar untuk melakukannya.

Dirasa cukup, buang air pewangi tadi. Lalu, bawa pakaian ke mesin pencuci. Ya, saya tahu tidak semua memiliki. Kalau gitu langsung jemur saja. 

...

Saya tidak tahu bagaimana cara mencuci yang baik selain di laundry. Tapi dengan mencuci sendiri, saya sedikit berhemat keuangan saya yang sedang corat marit karena Corona.

Dan mencuci pakaian seperti belajar kesabaran dan mengorganisir setiap keadaan. Sekalian, belajar menjadi bapak rumah tangga bila di masa depan, saya benar-benar menikah.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh