Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Hai, Juni 2020


[Artikel #74, kategori catatan] Tidak mudah sampai di sini (Juni). Banyak amarah, sedih hingga tawa yang harus dilewati. Bahkan untuk seorang pria yang menangis dianggap tabu, kali ini seperti mengalir begitu saja seperti air terjun yang jatuh. Hai Juni, saya harap lebih kuat lagi dan bertahan hingga 6 bulan yang diyakini.

Sebenarnya saya memiliki prestasi sendiri di bulan kemarin (Mei). Saya berpuasa hampir 1 bulan. Dorongan seseorang dan situasi yang menentukan adalah faktor bagaimana saya melakukannya.

Hanya saja, sesuatu yang ingin saya ingat adalah bagaimana kisah asmara saya yang begitu ribet. Kedewasaan saya ditantang, dipertaruhkan dan dikata-katain seperti tidak ada harganya. Tapi itulah risiko ketika kamu bertahan dan sudah tahu itu menyakitkan. Nikmati saja.

Kisah dongeng yang disukai banyak orang tentang awal jatuh cinta dan mereka bahagia, sepertinya hanya ada dalam cerita. Selalu menyenangkan memang diawal-awal. Untunglah saya memiliki keyakinan untuk bertahan. Andai saya seperti pria masa lalu (sebelumnya), mungkin saya akan pasrah dan berlalu.

Juni 

Saya mencintai pekerjaan saya sebagai pemilik blog dotsemarang. Hanya saja, semakin bertambah umur, cinta saja tidak cukup. Orang-orang yang tak pernah dipikirkan sebelumnya, selalu datang meminta bantuan. 

Berpikir untuk menabung, rasanya sia-sia. Apalagi keinginan terkadang jauh lebih besar daripada harapan orang-orang yang ingin melihat seorang anak memiliki hubungan resmi dengan wanita. Ini benar-benar tantangan. 

Saya berharap, saya bisa bereinkarnasi layaknya tokoh-tokoh dalam cerita komik. Saya diberi kehidupan baru untuk menjadi lebih baik, menjadi anak orang kaya dan memiliki kekuatan agar bisa menolong. Dalam prinsip hidup, yang kuat yang berkuasa.

*Menghela napas*

Bulan Juni akhirnya menyapa. Artikel pertama saya bahkan tidak menyapanya. Saya tidak lupa, hanya saja pikiran saat itu mengarahkan untuk menceritakan kisah lainnya.

Saya berharap tetap akur dengannya. Mengerti batasan-batasan sebagai pasangan maupun pria dan mendukungnya terus menerus. Saya tidak ingin melakukan kesalahan-kesalahan konyol yang membuatnya menangis. 

Kadang saya menyukainya saat ia memarahi saya, ketimbang menghilang tanpa suara. Hening, waktu terasa lambat dan perasaan kosong yang biasanya selalu menanti kehadirannya.

Juni, andai bisa membawa dotsemarang lebih tinggi, saya ingin berjanji untuk berhenti kala tubuh terasa lelah. Tubuh yang dipompa terus menerus sebenarnya tidak baik. Apalagi tidak ada cahaya yang terlihat.

Biarkan saya tetap sehat, bekerja dengan giat dan menjadi pria baik yang disayang keluarga maupun dia. Saya ingin punya rumah sendiri, meski itu rumah kecil yang memiliki roda ban.

...

Saya tahu, ini berlebihan. Menjadi budak cinta karena keyakinan, dan menderita karena jiwa yang ingin terus bertahan. Saya ingin punya kehidupan normal, sepi dan memanjakan diri bersamanya.

Juni, 
Saya harap dapat melaluimu dengan baik.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh