Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Tidak Ada Apa-apa


[Artikel 33#, kategori wanita] Lebih mudah memahami game, meski itu sulit, ketimbang wanita yang selalu berubah hanya hitungan jam. Bahkan semua hal yang dipikir kesenangan, kebahagiaan dan baik-baik saja, hanya sekejap saja telah berubah.

Hari ini bakal jadi awal ketakutakan dalam mengarungi kehidupan yang silih berganti layaknya siang dan malam. Andai bisa konsisten, itu tak masalah seperti bulan dan matahari yang menyinari dunia. Tapi, ini adalah tentang wanita.

Yang selalu mengatakan baik-baik saja atau tidak ada apa-apa. Perubahan drastis dari rasa bahagia, lalu diam tanpa kata ibarat ada hal besar yang disembunyikan.

Wanita selalu berpikir jauh ke depan. Melihat realita, seakan nyata meski ia tahu belum pernah melangkah sekalipun. Kadang itu baik, kadang pula menakutkan.

Sisi menakutkannya adalah ketika mereka mulai berpikir dengan logika. Seolah tahu yang terjadi di masa depan, bila itu buruk, ia akan mengambil langkah di awal agar semuanya tidak terjadi di masa depan.

Mereka benar, dan itu keyakinan yang sulit dirobohkan. Keputusannya memberi dampak baik baginya, tapi tidak dengan pria. Wanita menginginkan kebaikan bagi dirinya di masa depan, sedangkan pria di masa kini terpaksa menerima akibat dari hasil pikirannya yang tidak masuk akal.

...

Saya tidak tahu apakah bersikap keras mencari tahu atau menunggunya bicara. Saya adalah orang yang lebih senang berhadapan dengan tipe manusia yang terus terang. Tak masalah mereka memaki, membawa senjata atau tidak suka saat berhadapan.

Ya, itu lebih baik. Ketimbang diam-diam pergi, menyakiti atau menusuk dari belakang. Andai ini cerita komik, saya membayangkan apa yang terjadi pada saya hari ini.

Saya harap ketakutakan hari ini bukanlah awal dari sesuatu yang besar beberapa hari kemudian. Sungguh, saya hanya ingin hidup sederhana. Berbicara, bersenda gurau dan dimaki asal kamu bahagia.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya