Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Akhirnya Menikah


[Artikel 30#, kategori wanita] Tidak menyangka pernikahan itu tiba. Wanita yang terlihat di depan rumah, akhirnya mengucapkan janji setia pada pria. Ini bukan kisah tentang saya. Hanya sebuah kisah perayaan dua insan di tengah wabah Corona yang melanda.

Saya selalu membayangkan bagaimana perasaan pengantin wanita yang akhirnya menjadi perempuan seutuhnya. Baginya pernikahan adalah cita-cita, mimpi dan alasan mengapa mereka terus berusaha.

Kebahagiaan yang tiada tara membuat wanita tampak seperti bidadari. Bahkan setelah perayaan, wanita terus membagikan kesenangannya. Bagi pria, itu adalah kelegaan karena sudah berjuang melewati berbagai hal.

Harus tetap bahagia

Sebagian kebahagiaan itu terenggut kala Corona menyambut. Tanggal yang sudah ditentukan seolah ujian hidup dan mati. Tak peduli, yang penting cintanya dapat dibagi kepada orang yang disayangi secara resmi.

Harus tetap bahagia meski tanpa restu banyak orang yang melihat. Impian pernikahan yang selama ini banyak dilihat, hanya berakhir pada kerabat. Tenda yang telah berdiri dan kursi yang rapi tersusun, hanya kosong melompong.

Saat menerima kotak makanan, kertas terselip diantara makanan dan penutup kotak. Hanya permintaan maaf karena tak dapat berbuat apa-apa untuk mengundang tetangga.

Saya mengerti keadaannya memang sulit. Semoga kedua mempelai bahagia selalu, sakinah mawaddah warohmah.

Wanita yang kuat, baik secara mental maupun fisik. Tetaplah menemukan impian lainnya setelah kalian menikah. Masih banyak kebahagiaan yang dapat memberi makna pada perjalanan pernikahan kelak.

...

Bukan hanya menyatukan 2 insan manusia, tapi 2 keluarga besar. Suara speaker yang terdengar dengan balutan budaya adat istiadat Jawa sebenarnya ingin disambut dengan kehadiran.

*Gambar : ilustrasi

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh