[
Artikel 37#, kategori Cinta] Ketika waktu SMP dulu, saya pernah menyukai seseorang yang begitu mempesona. Putih, rambut panjang, dan mata sipit. Itu adalah ciri wanita impian para pria muda yang sedang bergairah mulai melihat dunia yang lebih luas. Tak peduli hal-hal kecil. Selama itu indah, fokusnya hanya melihat wajahnya setiap hari.
Di jaman itu, film-film kolosal masih bergairah. Terutama dari Tiongkok. Entah apakah itu adalah gambaran yang saya dapatkan dari tontonan. Yang pasti ketertarikan pada saat itu hanya sebatas menyukai satu sisi. Bahkan untuk serius hingga mengetahui agama dan kepercayaannya tak pernah dipikirkan. Saking fokusnya mengejar.
Tantangan
Kini pria muda tersebut bertumbuh dewasa. Bahkan mencap dirinya sebagai pria kadaluwarsa, dimana umur-umur saat ini baginya menjadi seorang suami dengan anak istri yang hakiki.
Pria ini terjebak dalam kisah cinta yang diinginkannya bahwa mereka punya cerita sederhana untuk berbagi setiap nafas kehidupan. Pria ini sadar bahwa mereka memiliki perbedaan yang sangat besar. Terutama tentang kepercayaan terhadap Tuhan.
Ketika kembali mengingat jaman SMP itu, cinta yang diharapkannya tak pernah serumit sekarang. Jatuh cinta, ya udah satu kata dalam genggaman untuk saling bertatap muka.
Pria ini mengerti, dalam kehidupan yang diharapkannya sekarang mengenai kisah asmara, tidaklah mudah. Waktu yang terus menekan dirinya agar segera melepaskan masa lajang harus melawan rasa bahagia apakah di masa depan ia tetap bersama atau tidak.
Cinta itu terdengar sederhana ketika menjadi pria muda. Namun sebaliknya, cinta terdengar rumit ketika menjadi dewasa, termasuk menyangkut perbedaan. Bagaimana untuk menyatukan keluarga besar, impian orang yang membesarkan dan menangis bersama dalam satu perjalanan.
Masa depan yang lebih baik
Saat ini, pria tersebut dan pasangannya memutuskan untuk menjalani kehidupan yang masih bisa dirasakan. Tak perlu memikirkan begitu berat, meski pasangannya terkadang menuntut minta dinikahi. Entahlah, dampak kehadiran media sosial sangat berdampak pada impian wanita muda saat ini. Seolah menikah muda menjadi impian yang harus direalisasikan.
Memang menjalani itu mudah dan memutuskannya yang susah, tapi tolonglah biarkan kami bahagia saat ini. Bila kelak kami tidak bersama pada akhirnya, itu semua demi masa depan yang lebih baik.
Ada opsi untuk hidup bersama dengan perbedaan yang bertujuan saling melengkapi. Tapi itu rasanya hanya sebuah cerita dalam komik yang penuh dengan dunia imajinasi. Kami saling menyakini kepercayaan masing-masing dan tidak mungkin melepaskannya.
...
Cinta beda agama begitu indah ketika mereka mampu menghadapi segala tantangannya atau hidup seperti orang-orang yang sudah lebih dulu melakukannya, pindah negara.
Tapi ketika hidup hanya mengandalkan kisah bahagia karena cinta, rasanya juga sulit. Bahagia hanya datang ketika kedua manusia saling jatuh cinta dan saling menyukai.
Sebaliknya, bagaimana bila cinta itu pudar dan perjalanan kisah hidup masih panjang. Seperti menghidangkan menu makanan yang lezat, juru masak handal tidak mungkin hanya mengandalkan satu atau dua bumbu saja. Ada banyak bumbu lain dan tingkat kesukaaran yang tidak dapat didapatkan hanya satu malam.
Kamu yang sedang jatuh cinta dan memikirkan bagaimana perbedaan soal kepercayaan (agama) dapat melepaskan pasanganmu, saya hanya bisa menyemangati saja. Semangat!!!
Maksimalkan kebersamaan saat masih sempat. Perlakukan cintamu dengan dasyhat dan berikanlah pengalaman hidup yang bakal dikenang bahwa kamu pernah bersamanya di masa lalu dengan sangat bahagia bila kelak akhirnya tidak bersama, indah dan penuh makna. (
Sisi positif tentunya).
Artikel terkait :
Komentar
Posting Komentar