Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Belajar Dari Didi Kempot Tentang Konsistensi


[Artikel 64#, kategori motivasi] Tahun 2019 adalah tahun di mana seorang Didi Kempot mendadak populer, terutama dikalangan anak milenial. Padahal beliau sudah dikenal dari lama. Saya ingin menjadikan beliau sebagai motivasi diri untuk tidak kenal lelah dalam berkarya.

Saya sering mendengar lagunya dari tetangga waktu kecil. Tapi tidak semenarik sekarang ketika tahu ada Didi Kempot langsung menyaksikannya lewat Youtube. 

Di Semarang sendiri, saya hanya sekali menonton konsernya ketika beliau jadi bintang tamu acara yang berada di Simpang Lima. Bersamaan kegiatan hari bebas kendaraan atau CFD.

Motivasi

Beberapa kali mendengarkan kisah sukses Didi Kempot yang sudah menciptakan 800 karya dari awal berkarya hingga sekarang, itu mendidihkan pikiran saya. Beliau bisa, mengapa saya tidak.

Fenomena kebangkitan Didi Kempot harus bisa disikapi sebagai sebuah harapan bahwa kita jangan pernah lelah dalam membuat suatu karya atau dalam bahasanya sekarang, konten.

Jadikan beliau sebagai panutan dan motivasi dalam hidup. Tentu hanya sebuah motivasi, bukan untuk ikut membuat lagu semisal kamu sukanya beda.

Konsisten

Andai seorang Didi Kempot banting setir menjadi pengusaha atau lainnya, mungkin tahun 2019 bukan sebuah cerita dari sang maestro yang mendapat julukan The Godfather of Broken Heart.

Sayang perandaian itu tidak terjadi. Didi Kempot tetaplah Didi Kempot, seorang penyanyi dan juga pencipta lagu. Konsistennya tidak bisa ditukar apapun dan harga yang harus dibayar pun sangat mahal.

Saya mengakui sendiri, menjaga konsisten itu perih-perih sedap. Harus banyak merelakan dan terus berpacu pada tujuan yang dibuat dari visi dan misi.

Keberhasilan dari konsisten pun belum tentu terbayarkan saat itu, lain waktu, esok atau lainnya. Butuh banyak waktu untuk menggapainya. Bila tidak kuat, dunia terasa tidak adil. Sikap menderita dan akhirnya menyerah adalah efek dari konsisten bila tidak mampu menahannya.

...

Saya tidak ingin berhenti menulis. Saya ingin terus berkarya dan berupaya. Namun karena Corona, tujuan jangka panjang yang sudah dibuat, mendadak dipangkas lebih cepat.

Saya harus jujur pada diri sendiri. Dihadapan saya, realita hidup menunggu saya. Tak punya uang, tak bisa makan. Tak punya uang, tak bisa berkarya. Karena butuh kuota.

Semoga ini adalah bagian dari ujian yang tentunya akan berakhir.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Jab Harry Met Sejal, Film India Tentang Pria yang Berprofesi Sebagai Pemandu Wisata

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh