Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Hampir Saja


[Artikel 52#, kategori Pria Seksi] Saya memetik pelajaran hari ini dan mungkin sewaktu-waktu kembali terjadi. Sekeras apapun wanita, ia sebenarnya lemah. Terlihat garang, tapi sebenarnya ingin dilarang. Saya merasa bersalah hari ini.

Dewasa itu seperti memiliki 2 sisi. Apalagi berhadapan dengan generasi yang berbeda. Memaksakan hanya membuatnya patah dan siap-siap ditinggal pergi. Meski sebenarnya dewasa itu seharusnya lebih mengerti dan bersikap lebih lunak.

Hampir saja

Saya melepaskannya karena sempat berpikir kebahagiaan adalah tujuan akhir. Mau dipaksain sekeras apapun, bakal sulit ke depannya. Namun mendadak pikiran masa lalu datang. Apakah kejadian itu terulang kembali. Hanya bermodal kata-kata di perpesan online, ia pergi tanpa bersalah dan hanya membawa amarah.

Tidak-tidak. Ini tidak boleh terjadi lagi. Saya nggak boleh kalah kembali oleh masa lalu. Saya harus terus berupaya untuk menggagalkan perasaannya yang menguasai logika.

Untunglah saya menggagalkan rencananya. Benar-benar olahraga jantung kali ini. Perasaan yang sudah nyaman ini harus tetap terjaga hingga ia kembali. 

Kali ini harus lebih baik

Perjalanan ini baru saja dimulai. Tidak mungkin harus sudah mengucapkan selamat tinggal. Wanita kali ini memiliki pesonanya sendiri. Lebih menyenangkan dan menggoda tapi terkadang butuh sandaran untuk menjadi terang benderang.

Saya ingin menjadi tiang, tempat ia bersandar sebelum ia pulang. Dan saya sadar, sebagai tiang haruslah kokoh dan kuat. Bagaimana bisa membuatnya terbang tinggi ketika tiangnya mudah patah tak bertuan. Ya, saya harap melihatnya terus bersemangat. Penuh keceriaan dan tangan yang hangat.

Maafkan saya yang masih belum kuat.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh