Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Semakin Jujur, Wanita Akan Pergi


[Artikel 5#, kategori pria 33 tahun] Sudah bulan Februari saja. Cinta yang diharapkan datang rasanya semakin menjauh. Hubungan masa lalu juga masih membuat trauma, padahal ia sempurna. Sungguh membuka diri sebaiknya jangan dilakukan saat masih berhubungan sekedar pacaran. Daripada nasibnya seperti saya.

Saya punya cerita menarik di akhir tahun kemarin. Pertemuan dengan teman lama akhirnya terealisasi dalam obrolan berdua yang ditemani suasana malam yang cerah dan segelas kopi yang dipesan lewat online.

Kami berbicara masa-masa indah tentang pertemuan. Kami hanya berteman. Seakan terbawa suasana, saya kembali menjadi orang yang jujur untuk menceritakan siapa saya sebenarnya. Kejujuran sebenarnya adalah kunci membuka perasaan orang lain untuk juga berbicara apa adanya.

Ya, sudah sampai sejauh itu kami bicara tanpa batas dan rasa malu. Namun, meski malam itu hanya selesai dengan obrolan, saya tidak menyangka bahwa hari itu adalah pertemuan terakhir saya dengannya. 

Memang dia tinggal di Semarang juga, tapi pekerjaannya yang berada di luar kota, membuatnya sulit ditemuni. Dan pagi harinya, komunikasi kami terputus hingga sekarang. 

Ini terjadi lagi, pikir saya.

Hal-hal yang saya pikir baik memulai hubungan dengan sebuah kejujuran, selalu berakhir ditinggal pergi. Saya tak berharap hubungan pertemanan itu bisa lebih jauh. Hanya saja, jangan pergi ketika saya adalah pria baik yang berkata apa adanya.

Apakah ini kutukan?

Cerita itu hanya satu diantara kisah yang lebih sama. Bahkan yang paling parah, saya pernah berhubungan yang berakhir menjadi pacar kurang dari setengah tahun. 

Keputusan untuk mempertemukan dengan orang tua juga sudah diambil dan melakukan perjalanan bersama dengan mereka. Saya tidak tahu cerita versi dia apabila ada kesalahan dalam pertemuan saat itu.

Hanya saja, ketika sudah diperlihatkan semuanya, mereka pergi. Mungkin ini kutukan bahwa saya tidak layak dengan mereka. Wanita menggambarkan pria yang dapat jadi tulang punggung keluarganya dan tampil menawan dihadapan teman-temannya.

Memang tidak semua sama. Sama seperti kisah saya, tidak semua pria sama dengan kisah hidup saya. Siapa tahu cerita ini bisa sedikit membantumu lebih lega saat dilanda kisah cinta yang sama.

Ketika pilihan di luar sana banyak

Hidup di era modern, kesepian tidak berarti. Selalu ada banyak hal untuk dilakukan. Berpikir bagaimana wanita melihat pria, saya pun juga akan melihat pilihan lain di luar sana yang cukup banyak. Bukan hanya lebih baik, tapi lebih cocok.

Buat apa menderita karena pria yang mengaku hidup apa adanya. Keluarga adalah hal utama, terutama kebahagiaan kedua orang tua yang membesarkan anak perempuannya.

Tak perlu cinta-cinta amat untuk mendapatkan anak. Asal cocok, cinta akan bertumbuh dengan sendirinya. Seperti bibit tanaman, cinta dapat tumbuh lebih kuat saat diperlakukan baik bersama-sama.

Ambil keputusan cepat

Saya bukan pria dengan keluarga berada atau harmonis. Saya juga bukan dari generasi konglomerat yang tiap mengaku melarat tapi bisa membawa emas berkarat.

Ketika kamu (pria) hidup kebalikan dari saya, setidaknya satu tingkat lebih baik dari saya, ambil keputusan cepat. Semisalnya menikah, tanpa perlu memberi batas umur hingga kepala 30 tahun.

Memang hidup sendiri dan mandiri memberi kebebasan. Tapi, sekali lagi, ketika dunia mendukungmu, langit merestuimu dengan seorang wanita yang baik dan bonus cantik juga kaya, resmikan hubungan kalian ke jenjang yang lebih resmi.

Semakin menunda, takutnya kamu tidak akan percaya dengan cinta. Semakin lama, takutnya kamu tidak percaya diri. Dan semakin asyik dengan duniamu, kamu hanya menyalahkan keadaan seperti saya dan tidak terasa bahwa kamu sekarang sudah tua.

Cinta memang datang di saat waktu yang tepat, tapi cinta bisa pergi setiap saat.

*Andai bisa kembali ke masa lalu

Artikel terkait :

Komentar

  1. Hei mas yang sedang setia didampingi angka tiga untuk usianya . Review film Jalebi membawa saya bertamu ke websitemu. Film itu membuat saya patah hati berkali-kali. Patah hati setelah menontonnya dan patah hati karena membaca tulisan ini. Sungguh, perempuan itu mencintai kejujuran. Hanya saja pria sering salah memilih waktu dan kata untuk mengungkapkan. Di lain waktu, pria juga sering terlanjur menaruh ekspektasi tinggi sebagai balasan kejujurannya. Entah, penyebab dia-mu pergi karena apa. Mungkin karena dia-mu itu memang bukan orang yang tepat. Atau mungki saja dia-mu lagi menyelesaikan urusannya dengan yang lain sebelum memulai denganmu. Aku coba menghibur :)

    Oh iya, sampaikan salamku sama lumpia gang lombok, leker paimo, tahu gimbal, dan nasi goreng kambing. Saya rindu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini dan menaruh komentar.

      Begitulah. Masih banyak hal yang saya belum tahu dan menilai dari sudut pandang sendiri memang tidak baik. Tapi, menceritakan ini adalah mengatur perasaan dan berharap di masa depan, ada yang mengambil hikmah dari cerita ini untuk tidak melakukan hal yang sama.

      Sekali lagi makasih, khususnya telah menghibur halaman ini (perasaan).

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh