Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Jumat


[Artikel 14#, kategori rumah] Selain Senin, saya punya hari Jumat yang rutin saya jalanin di rumah. Meski sudah menjadi kebiasaan, terkadang saat tidak mood, semua jadi berantakan. Malas mau ngapain hari itu. Entahlah.

Tempat yang saya tinggali ini memiliki 2 lantai. Setiap hari Jumat, saya membersihkannya. Rutin seminggu sekali karena pemiliknya sedang tidak di sini.

Seharusnya bisa bergantian dengan penghuni lain, tapi entah kenapa level kepekaannya semakin berumur semakin menipis. Jangan terlalu tinggi berharap padanya. Yang ada malah kesal sendiri.

Sama seperti lantai bawah, ada 2 kamar yang ikut dibersihkan. Tidak hanya memegang gagang sapu sambil berkeringat dan dianggap berolahraga, tapi alat pel juga digunakan.

Saya sudah menganggapnya sebagai bagian mengempesi perut. Jadi dianggap rutinitas ini hanyalah bersenang-senang. Jika tidak, saya bisa stres kalau hanya memikirkan sebab akibat.

Masih ada banyak kegiatan yang dilakukan di sini? Saya berbicara ini hanya untuk kembali mengenang hari Jumat. Agar kelak di masa depan, saya bisa kembali dan terus mengingat. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya