Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Jambu Air yang Kesekian Kalinya Berbuah


[Artikel 12#, kategori rumah] Setelah dikarunia buah kelengkeng di bulan Maret hingga Mei, kini giliran pohon jambu air yang berbuah. Sungguh menyenangkan memetik buah dari pohon di rumah. 

Saya pikir sudah menuliskan tentang pohon jambu air yang tiap beberapa bulan terus berbuah, ternyata belum sama sekali. Menarik saja menceritakan ini karena saya bisa tahu bulan keberapa lagi akan berbuah.

Juni 2020

Awal bulan, pohon jambu air di rumah kembali berbuah. Saya penasaran tentang manfaat buah ini, terutama kandungan vitaminnya. Apakah ada vitamin C?

Dan benar, bukan hanya kandungan vitamin C nya saja yang dibawanya, tapi juga mengandung vitamin A. Bagus buat mata, mengingat saya sering di depan laptop.

Ketika sering mengkampanyekan hidup sehat dengan memakan buah, sebenarnya tantangannya adalah mengeluarkan uangnya. Beberapa kebutuhan harus diutamakan dan saya khawatir bila harus terus menerus membeli buah.

Hidup sehat itu memang murah, tapi juga harus mengeluarkan biaya. Saya sangat bersyukur dengan awal bulan ini setelah pohon jambu air berbuah.

Tinggal petik, makan dan paling nikmat memakannya adalah setelah beberapa jam menaruhnya di dalam kulkas. Syukurlah jambu air, meski banyak semut merah di pohonnya, berbuah dengan baik. Pernah sih ada ulatnya waktu awal-awal berbuah.

Bagi-bagi ke tetangga

Meski saya orangnya lebih menutup diri semenjak berusia 30 tahun ke atas, saya tetap memperhatikan tetangga. Kali ini jambu air yang cukup banyak berbuahnya, saya bagikan kepada mereka.

Manusia adalah makhluk sosial, tidak mungkin saya melupakannya. Semoga pemberian ini bukan sesuatu yang buruk, terutama jambu airnya. Takutnya ada ulatnya.

...

Panen buah jambu air sama menyenangkannya dengan buah kelengkeng. Masih ada satu lagi pohon yang juga sudah berbuah sebelumnya barengan buah kelengkeng, yaitu buah mangga. Saya lagi-lagi lupa bercerita tentang ini.

Jambu air mengandung banyak serat yang diperlukan oleh tubuh. Kabar baiknya bagus buat sistem percernaan. Dan juga saya jadi hemat untuk tidak membeli vitamin C yang ada di apotik atau minimarket.

Era pandemi yang masih menghantui ini, sangat penting untuk menjaga isi dompet.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh