Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Jambu Air yang Kesekian Kalinya Berbuah


[Artikel 12#, kategori rumah] Setelah dikarunia buah kelengkeng di bulan Maret hingga Mei, kini giliran pohon jambu air yang berbuah. Sungguh menyenangkan memetik buah dari pohon di rumah. 

Saya pikir sudah menuliskan tentang pohon jambu air yang tiap beberapa bulan terus berbuah, ternyata belum sama sekali. Menarik saja menceritakan ini karena saya bisa tahu bulan keberapa lagi akan berbuah.

Juni 2020

Awal bulan, pohon jambu air di rumah kembali berbuah. Saya penasaran tentang manfaat buah ini, terutama kandungan vitaminnya. Apakah ada vitamin C?

Dan benar, bukan hanya kandungan vitamin C nya saja yang dibawanya, tapi juga mengandung vitamin A. Bagus buat mata, mengingat saya sering di depan laptop.

Ketika sering mengkampanyekan hidup sehat dengan memakan buah, sebenarnya tantangannya adalah mengeluarkan uangnya. Beberapa kebutuhan harus diutamakan dan saya khawatir bila harus terus menerus membeli buah.

Hidup sehat itu memang murah, tapi juga harus mengeluarkan biaya. Saya sangat bersyukur dengan awal bulan ini setelah pohon jambu air berbuah.

Tinggal petik, makan dan paling nikmat memakannya adalah setelah beberapa jam menaruhnya di dalam kulkas. Syukurlah jambu air, meski banyak semut merah di pohonnya, berbuah dengan baik. Pernah sih ada ulatnya waktu awal-awal berbuah.

Bagi-bagi ke tetangga

Meski saya orangnya lebih menutup diri semenjak berusia 30 tahun ke atas, saya tetap memperhatikan tetangga. Kali ini jambu air yang cukup banyak berbuahnya, saya bagikan kepada mereka.

Manusia adalah makhluk sosial, tidak mungkin saya melupakannya. Semoga pemberian ini bukan sesuatu yang buruk, terutama jambu airnya. Takutnya ada ulatnya.

...

Panen buah jambu air sama menyenangkannya dengan buah kelengkeng. Masih ada satu lagi pohon yang juga sudah berbuah sebelumnya barengan buah kelengkeng, yaitu buah mangga. Saya lagi-lagi lupa bercerita tentang ini.

Jambu air mengandung banyak serat yang diperlukan oleh tubuh. Kabar baiknya bagus buat sistem percernaan. Dan juga saya jadi hemat untuk tidak membeli vitamin C yang ada di apotik atau minimarket.

Era pandemi yang masih menghantui ini, sangat penting untuk menjaga isi dompet.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya