Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s...

Kebiasaan Lagi

[Artikel 29#, kategori Amir] Orang ini tidak pernah bangga dengan apa yang sudah dipinjamkan kepadanya. Ada yang lebih menarik, yang lama ditinggal. Kejadian terus berulang dan yang melihat diharap maklum. Semoga dia menyesal kemudian.

Saya menegurnya untuk menaruh kunci kendaraan tidak di kamarnya. Toh, itu bukan miliknya. Kendaraan itu digunakan untuk keperluan orang rumah, bukan pribadi. 

Lantas ia menunjukkan apa yang telah dilakukan selama ini, seakan tanpa dia, itu tidak berjalan dengan baik. Sampai sini saya mengerti bahwa ia mulai menuntut.

Tahun 2021, ia mulai menunjukkan kebiasaannya lagi. Padahal yang ia pakai, bukan milik pribadi. Entah keberanian apa yang ia miliki, padahal dengan gajinya yang besar untuk ukuran saya, seharusnya ia bisa memikirkan masa depannya lebih baik lagi.

Bukan menunjukkan kekuatan yang menopang dia selama ini. Saya dilema. Apakah saya benar membawanya masuk ke lingkaran ini atau hanya menunggu waktu saja saat ia sadar bahwa ia bukan siapa-siapa.

Perasaan saya kembali tersadar, apa yang dilakukan pernah saya lakukan. Tapi ia bukan sapa-sapa. Dan sering kali saya menasehatinya untuk tidak menggunakan fasilitas yang ada. 

Mungkin seiring waktu, dan kembali dengan cerita begitu, Tuhan akan memberitahu. Saya harap saat itu, saya bukan orang yang pertama mengatakan tidak sopan kepadanya.

Hari ini, ia begitu bangganya pergi sambil berkendara. Seolah dunia merestuinya.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Akhirnya Mereka Mudik Juga

Perjalanan Pulang Pergi ke Hotel The Wujil Resort & Conventions