Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Gunakan Sewa Transportasi (Pulang)

[Artikel 26#, kategori rumah] Orang rumah akhirnya pulang juga hari ini. Karena menggunakan rute bandara Jogja, dengan jumlah orang yang lebih banyak, mau tidak mau gunakan sewa mobil. Sangat mudah sekarang mencari kendaraan untuk disewa, namun masalahnya, mereka dipercaya tidak?

Rumah kembali sepi, tidak ada makanan di meja makan yang sangat berlimpah semenjak mereka datang awal puasa. Atau suara memasak dini hari yang saat saya bangun, tak berapa lama, mereka ikut bangun.

Rute Jogja

Salah satu keuntungan pulang lewat bandara Jogja adalah kedatangan yang langsung di bandara Samarinda. Berbeda dengan pulang lewat bandara Semarang, kedatangan bukan di Kota Samarinda. Melainkan Kota Balikpapan.

Dari Balikpapan ke Samarinda menempuh kurang lebih 2 jam lebih. Kalau pengemudinya profesional, bisa tembus 2 jam saja. Bagi keluarga, tentu itu sedikit menyusahkan. Apalagi tidak ada orang yang menjemput.

Bersakit-sakit dahulu, bersenang kemudian. Mungkin itulah gambaran mengapa memilih Jogja ketimbang Semarang yang masih belum memiliki maskapai tujuan Ibu Kota Kalimantan Timur.

Sewa mobil Semarang

Semenjak akrab dengan online travel agent (OTA), tiket.com, saya punya referensi sewa mobil Semarang yang dapat digunakan sewaktu-waktu. Akhirnya tiba juga yang ditunggu-tunggu. Mari cari-cari sewa mobil.

Karena tujuannya luar kota, ternyata sedikit ribet karena harus menyesuaikan zona per zona. Harga yang ditampilkan memang terlihat murah, tapi pas dihitung-hitung, mahal juga biayanya. Harga yang ditawarkan lewat aplikasi hanya sebatas dalam kota.

Pilihan akhirnya jatuh pada penyedia sewa dari Instagram bukan lewat aplikasi OTA. Cari-cari dengan kata kunci 'sewa mobil Semarang', eh nemu akun yang sepertinya punya image baik.

Akhirnya dihubungi dan lumayan respon cepat. Karena orangnya banyak, kami request mobil dengan ciri tertentu. Apalagi juga, bawaan tidak sedikit. Butuh yang lega isi dalam mobilnya.

Proses yang lancar, saya pikir akan mudah langsung datang. Ternyata harus bayar DP dulu. Benar juga sih, tapi gak sempat mikir ke sana. Pelajaran berharga bila ingin sewa mobil nantinya.

...

Siang itu, Rabu (21/4), mereka pergi dengan mobil yang sudah disewa menuju bandara Jogja. Bukan saja berpacu waktu, saya harap semua kembali ke rumah dengan selamat semuanya.

Andai pemerintah tidak membatasi waktu mudik, tentu mereka akan lebih lama lagi di rumah Semarang. Tinggal anak pemilik rumah dan istrinya yang belum pulang. Mereka juga balik beberapa hari kemudian dan dengan rute yang sama, Jogja.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh