Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Gunakan Sewa Transportasi (Pulang)

[Artikel 26#, kategori rumah] Orang rumah akhirnya pulang juga hari ini. Karena menggunakan rute bandara Jogja, dengan jumlah orang yang lebih banyak, mau tidak mau gunakan sewa mobil. Sangat mudah sekarang mencari kendaraan untuk disewa, namun masalahnya, mereka dipercaya tidak?

Rumah kembali sepi, tidak ada makanan di meja makan yang sangat berlimpah semenjak mereka datang awal puasa. Atau suara memasak dini hari yang saat saya bangun, tak berapa lama, mereka ikut bangun.

Rute Jogja

Salah satu keuntungan pulang lewat bandara Jogja adalah kedatangan yang langsung di bandara Samarinda. Berbeda dengan pulang lewat bandara Semarang, kedatangan bukan di Kota Samarinda. Melainkan Kota Balikpapan.

Dari Balikpapan ke Samarinda menempuh kurang lebih 2 jam lebih. Kalau pengemudinya profesional, bisa tembus 2 jam saja. Bagi keluarga, tentu itu sedikit menyusahkan. Apalagi tidak ada orang yang menjemput.

Bersakit-sakit dahulu, bersenang kemudian. Mungkin itulah gambaran mengapa memilih Jogja ketimbang Semarang yang masih belum memiliki maskapai tujuan Ibu Kota Kalimantan Timur.

Sewa mobil Semarang

Semenjak akrab dengan online travel agent (OTA), tiket.com, saya punya referensi sewa mobil Semarang yang dapat digunakan sewaktu-waktu. Akhirnya tiba juga yang ditunggu-tunggu. Mari cari-cari sewa mobil.

Karena tujuannya luar kota, ternyata sedikit ribet karena harus menyesuaikan zona per zona. Harga yang ditampilkan memang terlihat murah, tapi pas dihitung-hitung, mahal juga biayanya. Harga yang ditawarkan lewat aplikasi hanya sebatas dalam kota.

Pilihan akhirnya jatuh pada penyedia sewa dari Instagram bukan lewat aplikasi OTA. Cari-cari dengan kata kunci 'sewa mobil Semarang', eh nemu akun yang sepertinya punya image baik.

Akhirnya dihubungi dan lumayan respon cepat. Karena orangnya banyak, kami request mobil dengan ciri tertentu. Apalagi juga, bawaan tidak sedikit. Butuh yang lega isi dalam mobilnya.

Proses yang lancar, saya pikir akan mudah langsung datang. Ternyata harus bayar DP dulu. Benar juga sih, tapi gak sempat mikir ke sana. Pelajaran berharga bila ingin sewa mobil nantinya.

...

Siang itu, Rabu (21/4), mereka pergi dengan mobil yang sudah disewa menuju bandara Jogja. Bukan saja berpacu waktu, saya harap semua kembali ke rumah dengan selamat semuanya.

Andai pemerintah tidak membatasi waktu mudik, tentu mereka akan lebih lama lagi di rumah Semarang. Tinggal anak pemilik rumah dan istrinya yang belum pulang. Mereka juga balik beberapa hari kemudian dan dengan rute yang sama, Jogja.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Halo, Mei 2024