Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Hari Pertama Puasa, Kedatangan Keluarga

Kafe Flamboyan, Hotel Grand Candi

[Artikel 15#, kategori puasa] Puasa kali ini penuh warna, berbeda dengan tahun lalu yang dijalani hanya sendiri. Kedatangan keluarga, meski di tengah pandemi, membawa cerita sendiri. Mereka datang lagi setelah awal tahun kemarin ke sini. Saya senang dengan suasana puasa kali ini di rumah yang penuh kehangatan.

Tentang kekhawatiran tentu selalu ada. Apalagi yang berhubungan dengan produktivitas dan jadwal yang sudah melekat. Namun, kali ini tidak masalah. Saya hanya perlu bekerja keras.

Hari pertama puasa

Bangsa Indonesia dan bangsa-bangsa lainnya masih diterpa Corona tahun ini. Sudah satu tahun ternyata pandemi ini belum berlalu. Mengkhawatirkan dan memberi was-was sendiri.

Hari pertama puasa terpaksa dilalui di luar, meski ada keluarga datang. Mau gimana lagi, undangan berbuka puasa di hotel datang sebelum puasa menyapa di tanggal 13 April 2021 yang jatuh pada hari Selasa.

Kapan lagi bisa buka di hotel Grand Candi, pikir saya yang tetap memutuskan pergi saat hari pertama puasa. Pilihan sulit, tapi fokus saya sudah di sana. Maafkan saya karena tidak berbuka bersama dengan keluarga.

Tak banyak aktivitas

Satu-satunya kegiatan yang saya lakuin adalah berada di depan laptop. Bersepeda rasanya tak mungkin, saya tidak ingin kehausan saat matahari berada di atas kepala.

Puasa juga membuat saya tidak meminum kopi di awal-awal. Saya masih mencoba beradaptasi dengan pola makan baru agar maag saya tidak kambuh. Kopi memang sangat penting dan teman bekerja saya, tapi mau gimana lagi.

...

Keluarga di sini maksudnya adalah keluarga si pemilik rumah, bukan keluarga asli saya. Ketika mereka ada di sini, makan tempe ukuran besar dan ikan goreng seperti sebuah kemegahan (kemewahan level tinggi) buat saya.

Meja makan yang tiap puasa kosong melompong, dengan adanya mereka terasa penuh sesak. Makanan ada di mana-mana, gelas, cemilan dan sebagainya.

Saya selalu bersyukur atas apa yang diberikan hari ini, sehat selalu buat kita semua.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh