Awal tahun, semua harapan melebur menjadi mimpi dan keinginan. Dan dari keinginan tidaklah ada rasa takut akan penyesalan kecuali sesuatu yang dikejar itu tak terselesaikan. Apa kabar kawan, saudara, keluarga dan para sahabat? Gimana tahun baru kalian?
Hari Selasa, tepat tanggal 1 Januari 2013, kantor terasa sepi. Maklum, mengikuti liburan seperti pejabat-pejabat kantoran. Karena pada malam harinya, semua orang berpesta, menunggu dan berharap pada awal tahun. *emang siapa diharapin.
Yang jomblo terus berharap akan tidak jomblo lagi,
Yang miskin berharap bisa menjadi kaya
Yang udah punya pasangan berharap bisa mendua atau mentega *eh bertiga...
Yah, semua orang memiliki harapan masing-masing. Seperti rekan-rekan di kantor dotsemarang yang mungkin malam tahun baru bisa bertatap muka dengan pasangannya. Apalagi yang LDR. Ngenes kalau LDR malam tahun baruan sendirian.
Ditambah tahun baru di Semarang, cuaca sangat mendukung. Ini dikarenakan hujan. Yah, hujan menyelinap diantara hubungan yang renggang, mendinginkan suasana yang panas dan menghangatkan suasana yang dingin.
Ngembaliin amar pada habitatnya,
Sebelum menuju kantor, amar, laki-laki yang cukup tangguh bertahan dengan kesendiriannya memutuskan pulang ke rumahnya, di Bumiayu. Semenjak menggunakan softlens, amar memang jarang pulang. Waktunya dihabiskan di Semarang. Mungkin kepulangannya membawa misi khusus yang pernah dikatakan saat dirumah, kemarin.
Jalanan masih saja berliku melewati kalibanteng. Kapan selesainya jembatan yang katanya memberi manfaat bagi pengendara ini. Padahal 2013 sudah tiba, katanya pariwisata adalah target, kalau begini riskan jadinya. Apa nasib Semarang seperti Amar yang menjomblo meski mengejar banyak orang.?
Oke, itu tempatnya. Setelah pombensin, sahut amar dari belakang saya.
Tanpa ada pelukan atau salam, kami langsung berpisah. Ini bukan cerita romantis jadi tak perlu ada adegan cipika - cipiki, layaknya artis.
Lebih baik putus cinta daripada sakit maag
Pernah dengar ungkapan seperti itu. Mungkin baru kali ini dan itu disini. Sudah dari zaman sekolah dulu, saya memang memiliki penyakit maag. Penyakit yang tidak ganas tapi cukup naas nempel diperut ini. Musuh terbesar penyakit ini adalah telat makan, sambal dan kopi *itu menurut saya.
Obat Mylanta, yang sekarang saya minum untuk menetralkan penyakit maag
Dan akhirnya, awal tahun saya udah dikangenin sama penyakit ini. Tubuh saya seperti digelitikin oleh linggis yang nempel di hulu hati. Parah, sakitnya memang gak kelihatan tapi rasanya buat berpikir gak bisa. Aktivitas nulis hilang begitu saja.
Maag.. maag.. kok kamu buat aku galau sih?
Padahal ada pertandingan Wigan vs MU, kamu kok masih aja nempel. Sulit tidur tahu!
Mungkin maag lu bete soalnya waktu tahun lalu ga dikasih makanan enak, hahaha
BalasHapusBtw thanks udah berkunjung ke Emotional Flutter, hehehe
haha..
Hapussama2 :)