Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Obsesi Sama Bule

[Artikel 40#, kategori wanita] Internet mengubah cara pandang, dan juga obsesi seseorang. Bila ada kesempatan, mungkin juga saya akan memilih pasangan bule. Hanya saja itu tidak mungkin. Saya sadar diri kapasistas saya. Namun, ternyata ada yang terobsesi rupanya.

Pantes saja setelah pertemuan malam itu, ia langsung menghilang bak ditelan bumi. Saya pikir obrolan semalam bisa jadi pintu masuk untuk membuka hatinya. Nyatanya, saya terabaikan bak orang tak dikenal.

Obsesi bule

Saya tidak menyangka bahwa pertemuan dengan seseorang di bulan April ini, membawa cerita menarik yang akhirnya menjawab mengapa saya terbaikan dengan dia.

Ketika dirimu (para pria) bertemu dengan wanita yang terobsesi dengan menjalin hubungan dengan bule, sudahlah. Lepaskan saja.

Kriteriamu bakal dikesampingkan. Karaktermu yang baik, hanya jadi jalinan pertemanan saja. Mengharap lebih, jangan sampai.

Saya sadar akhirnya, siapa yang ingin saya gapai. Manusiawi, mengharap lebih dan ingin terlihat sempurna. Dalam diri saya pun juga mengharap demikian.

Ketika rasa lokal sudah kehilangan rasa, mungkin yang rasa internasional bisa jadi pilihan. Lepas satu, tinggal cari yang lain.

...

Setiap orang memiliki pilihan. Saat datang kesempatan, tentu itu menjadi keputusan. Entah kenapa saya jadi minder kalau harus kalah sama bule. Eh kalah segalanya emang 😂

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya