Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Halo April 2022

[Artikel 102#, kategori catatan] Awal bulan April sudah disapa bulan puasa. Seharusnya bahagia, namun entahlah. Saya selalu memikirkan apakah saya bisa puasa? Saya memiliki kondisi khusus kala penyakit maag datang seketika. Semua langsung buyar. Seolah saya tidak taat, tapi yasudahlah. Semoga puasa kali ini diberi banyak kemudahan.

Selamat datang bulan April yang jatuh pada hari Jumat (1/4). Saya pikir puasa ditetapkan esok harinya, Sabtu. Ternyata diundur hari Minggu. Semacam kesempatan buat orang-orang seperti saya untuk bersiap diri.

Tidak sendiri

Seharusnya awal puasa, saya menjalaninya seorang diri. Berbeda dengan tahun lalu yang kedatangan keluarga. Namun saat berpikir bahwa sendiri lebih menyenangkan, penghuni bawah yang dulu malah datang.

Entah apa niatnya datang yang sudah punya pekerjaan di Kota lain. Apakah ada kepentingan dengan seseorang atau hanya sekedar berlibur.

Tantangan

Biasanya pagi hari, saya akan menyeruput kopi. Memanjakan pikiran dengan beragam cerita komik, lalu menuntaskan pagi dengan membersihkan taman yang tidak akan pernah bersih karena daun-daun yang selalu berguguran.

Puasa datang, dan rasanya semua kemewahan (baca aktivitas di atas) akan senyap perlahan-lahan. Kopi yang diharapkan membuat tubuh bertahan dari rasa kantuk dan membantu berkonsentrasi harus sudah dibatasin.

Aktivitas pagi seperti bersih-bersih juga harus dibatasi. Bila tidak, saya tidak berharap akan segera mengambil air putih siang harinya. Dan itu membuat puasa saya batal tentunya.

Pekerjaan (dotsemarang) pasti sangat terganggu, namun saya akan tetap berusaha. Apalagi trafik selama bulan ramadan selalu tinggi, ya, saya berharap mendapatkan perhatian tersebut.

...

Saya harus mengakui bahwa semakin ke sini (bulan Maret), konsistensi itu terasa semakin sulit. Meski punya cara pun, namanya manusia yang berpikir esok akan dikerjakan, akhirnya terbelenggu sendiri.

Semoga semangat konsistensi saya kembali bangkit dan puasa tetap berjalan baik.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat