Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Level Sulit Mengubah Kebiasan, Kecanduan

[Artikel 18#, kategori keluarga] Saya pikir, seseorang dapat berubah karena sering berbagi kisah. Ternyata saya tidak belajar yang sudah-sudah. Kebiasaan memang bisa diubah, namun saat sudah kecanduan? 

Rasanya susah. Antara marah dan sedih, saya berada dalam situasi yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Marah, itu percuma. Mau nangis, rasanya ia tidak bergeming.

Orang-orang yang sudah berada pada level tinggi sulit mengubah kebiasaan menurut saya, ternyata disebut kecanduan.

Orang-orang ini sebenarnya berusaha mengubah, namun tetap kalah. Pikirannya seolah buntu dan mudah menyerah.

Sekeras apapun mulut berkata, hanya ada waktu berbeda. Maksudnya sesaat saja ketika ia mengaku ingin berubah, esok harinya ia kembali pada kebiasaan.

Menyedihkan memang orang-orang seperti ini. Latar belakang yang keras dan buruk tak mempengaruhi kebiasaan mereka melakukan hal itu lagi dan lagi.

Percuma sukses dan punya banyak uang jika semuanya kembali ke semula tanpa arah. Seolah kecanduan adalah dunia yang berbeda.

Ini bukan tentang kecanduan obat terlarang. Ini kisah tentang pengalaman yang hanya ingin dikeluarkan dari orang-orang terdekat yang selalu mengatakan takut, namun lagi-lagi menjadi pengecut.

*menghela nafas

Tidak perlu lagi bicara menasehati karena dianggap paling dewasa. Berdoa saja bahwa semua akan baik-baik saja.

Ia sudah memilih jalannya, maka akibatnya harus ia sendiri yang merasakannya. 

Menolognya?? Percuma saja.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh