Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Aku Tidak Baik-Baik Saja by Judika

[Artikel 2#, kategori musik] Andai aku bisa memutar waktu, aku tak ingin mengenalmu. Lirik pembuka dari lagu Judika yang dirilis akhir bulan Juli sangat mewakili perasaan saya hari ini. Lagu tersebut sungguh membuat air mata saya tidak tertahan untuk jatuh dan jatuh.

Lagu berjudul 'Bagaimana Kalau Aku Tidak Baik-Baik Saja' lebih terasa dapat perasaannya saat menonton video klipnya. Model video klip benar-benar memberi roh pada tiap lirik. Ya, mereka berhasil mengembangkan cerita sedemikian rupa.

Sedang tidak baik-baik saja

Lirik 'bagaimana kalau aku tidak baik-baik saja T'rus mengingatmu Memikirkanmu Semua tentang dirimu' mewakili diri saya mengawali bulan Agustus.

Masih tentang dia yang kini berganti pasangan, kami memutuskan menyepakati untuk tidak saling terhubung. Dia ingin fokus pada pasangan dan karirnya.

Meski saya mendukungnya karena itu baik, perasaan saya benar-benar tidak baik-baik saja. Sangat sulit melepaskannya kala cinta dilakukan banyak pengorbanan untuknya.

Andai bisa memutar waktu

Kembali ke paragraf awal ketika lirik ingin memutar waktu, pikiran saya mundur ke belakang saat waktu bertemu dengannya. Wajahnya yang begitu indah saat itu adalah awal saya jatuh cinta kepadanya. 

Berlatar hutan wisata, kami sangat akrab meski baru beberapa hari bertemu. Senyum indahnya bak rembulan yang menyinari malam. Tak bisa sedikit pun berpaling dari wajahnya kala itu.

Namun bila memikirkan hari ini, lirik lanjutan dengan kata-kata 'tidak ingin mengenalmu' rasanya saya ingin melakukannya. Saya tidak ingin jatuh cinta kepadanya.

Cinta yang indah, cinta yang menggelora dan cinta yang memberi semangat seolah hanyalah dongeng sesaat. Banyak kisah sedih diantara kami meski bisa bertahan hampir 2 tahun. Baik jadi pasangan maupun mantan.

Mampu tanpaku

Dilema memuncak lagu ini adalah saat lirik 

Bagaimana kalau aku tidak baik baik saja
Tak seperti kamu Yang mampu tanpaku
Bagaimana

Ini benar-benar terasa sampai ke aliran darah hingga jantung. Saya mengenang hubungan kami saat berstatus masih sebagai kekasih. 

Saat kami terpisah 6 bulan karena berbeda negara (dia sedang magang), saya setia menunggunya. Saat kami bertengkar, bahkan ia sampai menangis terseguk-seguk, ia masih bisa bersama pria lain (dalam artian pertemenan).

Saat akhirnya kami bersama dalam satu kota, ia masih bisa jalan dengan pria lain dengan label sama, hanya teman. Bahkan, ia beberapa kali tidak pernah bilang saat pergi dengan yang lain.

Lirik lagu tersebut mewakili perasaan saya yang merasakan tidak baik-baik saja, sedangkan ia tetap mampu tanpa saya. Mau senang, sedih, ia benar-benar sangat polos (tak berdosa).

Bahagia walau berbeda

Lirik terakhir yang mengena dan keputusan kami berpisah dengan baik-baik saja adalah sebuah perbedaan yang berhubungan dengan keyakinan (agama).

Mungkin kini kau bersama yang lain 

Saya mendengarkan lirik di atas, bagaimana akhirnya dia bersama yang lain. Sebesar apapun cinta dan pengorbanan yang sudah dilakukan, saat melihat aplikasi perpesananannya, ia benar-benar terhubung dengan banyak teman pria. Dan begitulah kisah saya kebobolan dua kali.

Walau hatimu untukku Adakah kesempatan untuk cintaku
Bahagia walau kita berbeda

Keyakinan yang berbeda menjadi sebuah alasan besar kami tidak bersama. Rasanya tidak adil, tapi mau gimana lagi. Saat setia sudah tidak dipandang mata, hanyalah pasrah sebagai logika.

Terkadang saat bersamanya ia memberikan segenap hatinya. Tapi saat serius saya sodorkan hati saya, saya selalu diberi pilihan apakah ingin berbeda atau bersama dalam satu persamaan.

...

Judika benar-benar berhasil membuat lagu yang sangat mewakili perasaan saya. Ditambah video klipnya yang membuat saya kembali mengenang dia dari awal sampai berpisah.

Terima kasih, Judika. Saya memang tidak baik-baik saja hari ini, tapi hubungan saya dengannya yang sudah selesai, tetap baik-baik (selesai dengan kesepakatan untuk berdamai).

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Kembali ke Jogja: Pulang