Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Jangan Nakal, Yah!

[Artikel 70#, kategori Pria Seksi] Kalimat ini sering saya pesankan kepadanya. Sederhana, seharusnya mengena. Namun faktanya, ia benar-benar tidak mendengarkan. Entah siapa yang harus disalahkan, tempatnya bekerja atau memang wataknya?

Dini hari saya terbangun, tapi bukan untuk langsung bekerja di depan layar laptop. Mengeceknya, apakah udah pulang belum. Dan itu dilakukan hampir setiap hari. Pada waktu kami masih berhubungan, sekarang ya nggak lagi.

Dia adalah sosok petarung, tempat bekerjanya yang sering didatangi anak muda untuk sekedar nongkrong, adalah medan yang tidak mudah.

Sebagai pasangan saat itu, bahkan sekalipun mantan, saya selalu was-was dibuatnya. Beberapa kejadian sering saya alami dan membuat pusing 7 keliling.

Cinta lokasi

Ketika cinta akhirnya benar-benar kandas, tekanan beda agama yang selalu ia dengungkan, membuat saya mengikhlaskan hubungan kami hanya sekedar berteman.

Rasa yang begitu dalam membuat saya mendorongnya untuk mencari pasangan lain, yang tentunya agamanya sama.

Meski berteman, saya selalu berpesan kepadanya jangan nakal. Kasian pacarmu nanti. Biar aku aja yang merasakan pahitnya kisah cinta.

Dan selama kami berteman, ia sudah dua kali berganti pacar. Dan semuanya berasal dari tempatnya bekerja. 

Wajar cantik banyak yang berusaha mendekat. Tapi yang tak disangka, hubungan dengan dua pria yang akhirnya salah satunya juga berakhir menjadi mantan seperti saya, semuanya sudah dekat.

Entah apakah sekedar berteman dan berkomunikasi, yang pasti saya seperti terkhianati. Pesan jangan nakal seolah masuk kanan, keluar kiri.

Ya, pasangannya sekarang ternyata sudah dikenal sejak tempat kerjanya baru buka. Entah bagaimana akhirnya hubungan mereka akhirnya bersatu. Seolah saya berada dalam cerita drama Korea.

Batu loncatan

Terkadang saya menyesal terlalu mengekang atau posesif. Namun melihat kenyataannya sekarang, saya benar dengan perasaan saya.

Ia yang begitu mudah berteman dengan banyak orang, ditambah nilai plus dirinya yang cantik, jadi beban tersendiri.

Saya adalah batu loncatan untuk seseorang yang ingin menjadi sempurna. 

Saat ia mengatakan akan lebih setia dengan pasangannya yang sekarang, yang juga cinta lokasi, saya memang sebagai batu loncatan.

Sebagai penguji, hadangan atau tempat pembelajaran yang akhirnya disempurnakan.

Saat ia menceritakan apa yang saya jaga selama ini yang sangat berharga bagi seorang wanita malah diberikan, perasaan saya hancur.

Saat ia mengatakan sudah berbicara dengan orang tuanya tentang pasangannya sekarang kepada saya, saya sedih sekali. Meski harusnya ikut bahagia.

...

Benar kata orang-orang, sedekat apapun dan sesayang apapun, jika ia bukan jodoh kita, maka kita tidak bisa bersama.

Usianya yang muda dan masih ingin bertualang adalah hal wajar yang harus dimaklumi. Mungkin ini juga kekurangan jika menjalin hubungan dengan yang lebih muda.

Jangan nakal, sudah berapa kali terlontarkan. Bangun dini hari menjemputnya, sore mengantarkan atau sekedar mengirim pesan saat tidak bisa mengantar.

*menghela nafas

Sebegitu tidak bergunanya saya di matanya. Setidaknya, saya berguna buat pasangannya yang sekarang karena mendapatkan wanita yang sudah sangat sempurna dari kesalahan yang saya lakukan. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Kembali ke Jogja: Pulang