Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

1 Tahun Lalu

[Artikel 67#, kategori Cinta] Pagi ini lagu yang menyayat hati jadi teman kala bersepeda sendiri (memang biasanya sendiri). Bukan soundtrack drama Korea yang biasa, atau mendadak Judika kala terluka. Tapi lagu dari band Naff. Musiknya masih laku di telinga.

Setelah semalam mendengar pengakuannya, entah kenapa sedihnya baru kerasa pagi harinya. Seolah tidak terima, meski saya tahu saya sudah tidak lagi bersamanya. Alias mantan.

Pertemuan 

Setelah menuntaskan kesedihan lewat mata yang berkaca-kaca di jalan, siang harinya tidak sengaja menengok kenangan yang ditawarkan Facebook.

Ternyata tanggal 26 Agustus tahun lalu adalah kenangan bersamanya saat ia akhirnya kembali pulang setelah 6 bulan berpisah.

Gambar bandara yang kembali mempertemukan kami waktu itu seolah mengatakan seharusnya saya bahagia hari ini. Sudah 1 tahun berlalu.

Sayang sekali, bila tahun lalu adalah pertemuan. Tahun ini adalah perpisahan. Tidak menyangka bulan Agustus punya kenangan ini.

Menepi

Kesedihan saya beberapa hari sebelumnya yang masih saya pikirkan jadi bertambah hari ini. Belum lagi kenangan yang ditampilkan kembali.

Saya tidak percaya bahwa apa yang saya jaga, saya pertahankan, harus dilepaskan begitu saja untuknya.

Tidak masalah sebenarnya, mungkin saya saja yang banyak berpikir dan terbawa perasaan.

Menepi, salah satu kata yang ada di lirik lagu Naff. Entah di mana kata itu muncul. Sangat mewakili perasaan hari ini.

Mungkin suatu saat nanti
Kau temukan bahagia meski tak bersamaku
Bila nanti kau tak akan kembali
Kenanglah aku sepanjang hidupmu.

...

Mari menepi dari kehidupan orang lain. Dan biarkan mereka menulis masa depannya sendiri.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh