Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Mantanku Bahagia

[Artikel 66#, kategori Cinta] Sudah setengah bulan berlalu. Dan saya masih belum baik-baik saja. Ditambah melihat wanita yang sangat diperjuangkan harus rela diikhlaskan. Pria itu beruntung, wanita yang sekarang ia cintai adalah yang terbaik sekarang ini.

Bulan ini, perjalanan waktu terus berlalu. Saya bakal rindu hari ini ketika telah tiba di masa depan. Menengok kembali halaman ini dan berbicara dalam diri, ya kamu pantas bahagia.

Ingin sekali saya mengeluarkan beban pikiran tentang kamu di media sosial. Tapi kebahagiaanmu adalah lebih penting ketimbang hatiku yang begitu rapuh.

Sudah beberapa hari ini kamu tidak memberi kabar. Satu sisi bagian diriku mencoba realistis, sedangkan sisi lainnya mengapa kamu tega meninggalkanku.

Tak perlu digubris, ini hanyalah perjalanan. Saat seseorang menderita karena cinta, mungkin itu karna memang tidak berharga. Atau bagian dari takdir yang harus dilewati. 

Mungkin dia pernah disakiti, dan sekarang takdir itu harus kita yang membayarnya. Itu akan terus berjalan sampai akhirnya pergi dengan sendirinya. 

Jadi tak perlu risau saat kamu merasa sedih atau menderita seperti saya. Ia bahagia, wajar karena ia sedang jatuh cinta. Kamu menderita, wajar karena kamu sedang berproses menuju bahagia.

'Mantanku bahagia
Senang rasanya melihat mereka

Tapi aku menderita'

...

Saya iri dia (kekasihmu) kamu perlakukan lebih istimewa dariku. Andai waktu bisa mengulang, saya tidak ingin mengenalmu terlalu dalam. Semoga kamu tidak datang lagi kepadaku saat kamu menderita karena cinta. 

Gambar : Ilustrasi

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Kembali ke Jogja: Pulang