Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Mantanku Bahagia

[Artikel 66#, kategori Cinta] Sudah setengah bulan berlalu. Dan saya masih belum baik-baik saja. Ditambah melihat wanita yang sangat diperjuangkan harus rela diikhlaskan. Pria itu beruntung, wanita yang sekarang ia cintai adalah yang terbaik sekarang ini.

Bulan ini, perjalanan waktu terus berlalu. Saya bakal rindu hari ini ketika telah tiba di masa depan. Menengok kembali halaman ini dan berbicara dalam diri, ya kamu pantas bahagia.

Ingin sekali saya mengeluarkan beban pikiran tentang kamu di media sosial. Tapi kebahagiaanmu adalah lebih penting ketimbang hatiku yang begitu rapuh.

Sudah beberapa hari ini kamu tidak memberi kabar. Satu sisi bagian diriku mencoba realistis, sedangkan sisi lainnya mengapa kamu tega meninggalkanku.

Tak perlu digubris, ini hanyalah perjalanan. Saat seseorang menderita karena cinta, mungkin itu karna memang tidak berharga. Atau bagian dari takdir yang harus dilewati. 

Mungkin dia pernah disakiti, dan sekarang takdir itu harus kita yang membayarnya. Itu akan terus berjalan sampai akhirnya pergi dengan sendirinya. 

Jadi tak perlu risau saat kamu merasa sedih atau menderita seperti saya. Ia bahagia, wajar karena ia sedang jatuh cinta. Kamu menderita, wajar karena kamu sedang berproses menuju bahagia.

'Mantanku bahagia
Senang rasanya melihat mereka

Tapi aku menderita'

...

Saya iri dia (kekasihmu) kamu perlakukan lebih istimewa dariku. Andai waktu bisa mengulang, saya tidak ingin mengenalmu terlalu dalam. Semoga kamu tidak datang lagi kepadaku saat kamu menderita karena cinta. 

Gambar : Ilustrasi

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya