Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga. Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s...
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Pria Kadaluwarsa (31 Tahun)
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga, meski sebelumnya saya sudah mengucapkan selamat datang pada diri saya sendiri lewat postingan yang saya post bulan Juni kemarin. Lewat halaman ini, saya ingin mengucapkan kembali 'Selamat datang pria kadaluwarsa' yang tahun ini berusia 31 tahun.
Sudah dengar lagu Too Long to be Alone yang dinyanyikan OM PMR feat Kunto Aji. Lagu yang bisa kamu lihat di bawah ini nanti merupakan karya Orkes Moral Pengantar Minum Racun, gubahan dari lagu “Terlalu Lama Sendiri” yang diciptakan dan dipopulerkan oleh OM PMR feat Kunto Aji.
Liriknya nyentil banget dengan kehidupan saya saat ini. Tapi tetap asyik didengarin, balutan musik yang terdengar mirip dangdut dan suara khas Kunto Aji membuat siapa saja pasti menyukainya.
Lalu, apa hubungannya dengan lagu ini dan diri saya saat ini yang merayakan kehidupan baru untuk tulisan di blog ini? Itu...lirik lagunya. Bunyinya seperti ini :
Sudah terlalu lama sendiri
lama-lama bisa jadi mumi
tinggal dalam piramid sendiri
semedi..
Sudah terlalu tua begini
terlalu tua masih sendiri
temen-temen udah pada mati
oh ngeri...
Sendiri dan tua, dua kata yang benar-benar menggambarkan bagaimana saya saat ini. Meski saya tahu, ada yang lebih dari saya umurnya dan tetap sendiri. Ya, itu terserah mereka. Saya hanya ingin mengabadikan beberapa tulisan saya nantinya selama setahun perjalanan pria kadaluwarsa.
Beberapa ide postingan yang sudah saya pikirkan nantinya juga tidak jauh-jauh dari sebelumnya, seperti cinta, pria seksi, persahabatan, karir, kesehatan dan seks. Saya anggap wajar untuk bicara ini di blog saya > seks. Mohon kebijaksanaannya untuk membaca.
Bagaimana rasanya berkencan?
Saya tahu setahun belakangan ini saya sibuk memikirkan diri sendiri. Saya hidup dalam mode bertahan seperti taktik pelatih Mourinho. Tapi saya juga beberapa kali mengikuti kencan dengan seseorang, meski pada akhirnya saya juga yang menyerah.
Saya memikirkan itu untuk menjadi bahan tulisan nanti. Sepertinya sangat menarik. Termasuk kisah cinta pertama dan cinta monyet, apakah saya kebanyakan nonton drama Korea? Bisa jadi.
Lalu, mengapa saya membuat tema besar blog ini menjadi pria kadaluwarsa?
Kalau kamu tertarik dan penasaran, mungkin harus membaca penjelasan saya di postingan sebelumnya di sini. Saya sudah memberikan alasannya di sana.
Ya, saya sudah expired. Ditambah masih berjuang dalam banyak hal dan beberapa kegagalan besar dalam hidup yang sepertinya bisa merusak masa depan saya kelak.
Tapi semoga itu tidak terjadi. Saya harus berkonsentrasi dan konsisten saja dengan jalanan yang sudah lurus saya buat. Dan saya berharap mendapat dukungan untuk ini.
Lupakan bagaimana mantan terlihat awet muda dan bahagia bersama pasangannya. Tapi ingatkan saya, bagaimana mereka menjadi cerita besar dalam warna-warni hidup saya yang sudah dijalani.
Perempuan hebat, harus bersanding dengan pria hebat.
Dan saya, hanya seorang pengamat. Selamat hari Senin buat kamu, wanita masa depan.
Begini rasanya ketika mertua datang ke rumah, nggak enakan. Padahal, cuma menjenguk cucu kesayangan. Tapi rasa malas yang biasa dirasakan sebelum nikah, berubah rasa risih. Serba salah, pokoknya.
[Artikel 17#, kategori Tips] Saya sudah menghitung kira-kira berapa kuota yang dihabiskan untuk menonton siaran langsung sepakbola via streaming. Tentu Anda sekarang bisa mengukur biaya untuk menghabiskan kuota apabila tim kesayangan Anda akan bertanding hari ini.
Mungkin saja saya akan terhanyut tanpa kata-kata bila tidak membaca koran beberapa hari kemarin. Mengenal istilah Cinephile saat ini sepertinya membuat saya begitu bodoh dan entah dari mana aja selama ini. Padahal ini bukan baru buat saya. Terlambat sedikit tidak masalah, bukan? Ada yang baru tahu seperti saya ini???
[ Artikel 81#, kategori rumah ] Setelah beberapa tahun belakangan hanya merayakan Idulfitri di Kota Semarang, keluarga si bungsu akhirnya mudik juga ke Kota Samarinda. Sekarang, keluarga kecil tersebut datang dengan tambahan si kecil. Jum'at pagi (28/3), saya mengantar mereka menuju bandara Semarang. Pemberitahuan mereka akan mudik sudah diberitahu satu hari sebelumnya. Sempat khawatir karena kebiasaan ngantar ke Jogja, kirain akan ke sana. Ternyata, bukan. Ngambil cuti Dulu alasan nggak sering mudik karena profesi si bungsu yang sulit mengambil waktu karena profesionya sebagai pelayan masyarakat alias Dokter. Ternyata tahun ini sudah bisa meluangkan waktu untuk balik. Itu adalah kebahagiaan yang luar biasa buat sang istri yang sudah rindu akan rumah karena kelamaan di Semarang. Lebih tenang Kepulangan mereka jadi keuntungan sendiri buat saya yang memutuskan masih tidak mudik. Lagian mau mudik, rumah yang dituju sudah tidak ada. Ada banyak faktor yang membuat saya enggan pul...
[ Artikel 9#, kategori Dibalik Layar ] Ternyata Bus Trans Jateng baru beroperasi jam 2 siang. Padahal niat awal pergi ke Ungaran akan menggunakan transportasi ini. Sedikit usaha dan pengalaman baru yang pada akhirnya indah juga hasilnya. Kisah sederhana perjalanan saya dimulai Sabtu siang (22/8/2020) dengan berjalan kaki dari rumah menuju halte Trans Semarang yang berjarak kurang lebih 1 km. Ya, tidak ada pilihan untuk mengeluh. Lebih dari 15 menit saya menunggu bus setelah saya duduk di halte. Saya lebih menyukai berbagi aktivitas di stories Instagram ketimbang Twitter karena lebih sederhana dan mudah. Sambil menunggu di tengah hiruk pikuk kendaraan yang lewat di depan, saya tetap mengabarin dia. Saya sangat butuh perhatian dia, sekaligus teman perjalanan dan tidak membuatnya khawatir. Bus yang membawa saya dari jalan Majapahit dan sudah berhenti beberapa kali di halte, akhirnya menurunkan saya untuk pindah bus. Sekitar 23 menit perjalanan yang saya catat lewat stories. Saat bert...
waw
BalasHapus