Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga. Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s...
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
[Aktivitas] Berkunjung ke Kampung Pelangi Semarang
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
[Artikel 50#, kategori aktivitas] Di Semarang, beberapa bulan terakhir, ada Kampung yang sedang ramai dibicarakan. Bukan hanya ngehits di Instagram dan media sosial lainnya, tapi juga banyak dibicarakan di media-media Internasional. Sebagai bloger dan orang yang tinggal di Semarang, tentu ini santapan lezat buat konten blog. Tapi mengapa baru sekarang saya berkunjung?
Minggu pagi (9/7), saya akhirnya berkunjung ke Kampung Pelangi yang berada tak jauh dari kawasan Tugu Muda. Karna lokasinya yang berdekatan, Kampung yang sebelum terkenal saat ini lebih dikenal Wonosari atau Brintik, Kampung Pelangi sangat laris dikunjungi pagi ini.
Alasan saya baru berkunjung setelah benar-benar ramai dibicarakan saat ini lebih karna Instagram benar-benar mengalahkan blog dari segi konten. Begitu cepat, sampai-sampai Twitter yang dulunya populer dengan kecepatannya mampu disalip Instagram.
Selain itu, Kampung Pelangi merupakan sebuah proyek pemerintah yang menggunakan alokasi dana miliaran rupiah. Dan saya pikir itu wajar untuk membuat tempat ini begitu populer. Namun saya tidak ingin banyak bicara soal itu.
Benar-benar melelahkan
Meski bukan yang pertama dilakukan, Kampung Pelangi di Semarang yang juga ada di Malang, Balikpapan dan lainnya tetap saja sangat menarik untuk saya kunjungi. Beberapa pengunjung yang saya temui di lokasi pun kebanyakan remaja yang asyik berfoto ria.
Setelah parkir sepeda di lokasi yang disediakan, sepertinya dadakan, saya mulai melangkah masuk layaknya sebuah perkampungan. Antusias melihat warna-warni mulai dari jalanan, bangunan rumah, toilet hingga pernak-pernik lainnya tanpa sadar membuat saya kewalahan.
Namanya juga kampung, lokasinya benar-benar sangat luas. Belum lagi jalanannya yang naik ke atas dengan lebar yang hanya bisa dilewati manusia, tapi sejujurnya tetap menyenangkan juga.
Lokasi terakhir Kampung Pelangi yang ke atas dibatasi dengan kawasan kuburan. Kalau siang, suasananya tak begitu seram. Namun entah kalau malam. Dari atas Kampung Pelangi, kita bisa melihat Semarang lebih luas, sangat bagus mengabadikan foto dari sini.
Meski masih banyak rumah yang belum dicat warna-warni, dan kawasan parkir juga yang masih apa adanya, Kampung Pelangi tetap saja menjadi destinasi wisata yang mencuri perhatian selain Masjid Kapal yang juga populer sebelumnya.
Proyek Kampung Pelangi memang belum selesai, jadi jangan kecewa bila menemukan sesuatu yang kurang diharapkan. Ini memang menjadi PR Pemerintah, tapi tak perlu mengatakan kekurangannya saja. Karena yang datang ke sini, wisatawan lokal, berharap mendapatkan pengalaman yang berbeda saat berkunjung di akhir pekan.
...
Review lengkap Kampung Pelangi nanti saya taruh di blog dotsemarang. Syukur deh, saya bisa sempat berkunjung ke sini meski saya tahu lokasinya masih satu kota. Bila Masjid Kapal Semarang lumayan jauh untuk ukuran saya bersepeda, namun tidak dengan Kampung Pelangi.
Kamu yang ingin berakhir pekan di Semarang, tinggal cari di google map atau ancer-ancernya dari kawasan Tugu Muda menuju Lapangan Kalisari. Atau alamat Kampung Pelangi adalah jalan Dr. Sutomo yang ada Pasar Kembangnya.
Begini rasanya ketika mertua datang ke rumah, nggak enakan. Padahal, cuma menjenguk cucu kesayangan. Tapi rasa malas yang biasa dirasakan sebelum nikah, berubah rasa risih. Serba salah, pokoknya.
Mungkin saja saya akan terhanyut tanpa kata-kata bila tidak membaca koran beberapa hari kemarin. Mengenal istilah Cinephile saat ini sepertinya membuat saya begitu bodoh dan entah dari mana aja selama ini. Padahal ini bukan baru buat saya. Terlambat sedikit tidak masalah, bukan? Ada yang baru tahu seperti saya ini???
[Artikel 17#, kategori Tips] Saya sudah menghitung kira-kira berapa kuota yang dihabiskan untuk menonton siaran langsung sepakbola via streaming. Tentu Anda sekarang bisa mengukur biaya untuk menghabiskan kuota apabila tim kesayangan Anda akan bertanding hari ini.
[ Artikel 81#, kategori rumah ] Setelah beberapa tahun belakangan hanya merayakan Idulfitri di Kota Semarang, keluarga si bungsu akhirnya mudik juga ke Kota Samarinda. Sekarang, keluarga kecil tersebut datang dengan tambahan si kecil. Jum'at pagi (28/3), saya mengantar mereka menuju bandara Semarang. Pemberitahuan mereka akan mudik sudah diberitahu satu hari sebelumnya. Sempat khawatir karena kebiasaan ngantar ke Jogja, kirain akan ke sana. Ternyata, bukan. Ngambil cuti Dulu alasan nggak sering mudik karena profesi si bungsu yang sulit mengambil waktu karena profesionya sebagai pelayan masyarakat alias Dokter. Ternyata tahun ini sudah bisa meluangkan waktu untuk balik. Itu adalah kebahagiaan yang luar biasa buat sang istri yang sudah rindu akan rumah karena kelamaan di Semarang. Lebih tenang Kepulangan mereka jadi keuntungan sendiri buat saya yang memutuskan masih tidak mudik. Lagian mau mudik, rumah yang dituju sudah tidak ada. Ada banyak faktor yang membuat saya enggan pul...
[ Artikel 9#, kategori Dibalik Layar ] Ternyata Bus Trans Jateng baru beroperasi jam 2 siang. Padahal niat awal pergi ke Ungaran akan menggunakan transportasi ini. Sedikit usaha dan pengalaman baru yang pada akhirnya indah juga hasilnya. Kisah sederhana perjalanan saya dimulai Sabtu siang (22/8/2020) dengan berjalan kaki dari rumah menuju halte Trans Semarang yang berjarak kurang lebih 1 km. Ya, tidak ada pilihan untuk mengeluh. Lebih dari 15 menit saya menunggu bus setelah saya duduk di halte. Saya lebih menyukai berbagi aktivitas di stories Instagram ketimbang Twitter karena lebih sederhana dan mudah. Sambil menunggu di tengah hiruk pikuk kendaraan yang lewat di depan, saya tetap mengabarin dia. Saya sangat butuh perhatian dia, sekaligus teman perjalanan dan tidak membuatnya khawatir. Bus yang membawa saya dari jalan Majapahit dan sudah berhenti beberapa kali di halte, akhirnya menurunkan saya untuk pindah bus. Sekitar 23 menit perjalanan yang saya catat lewat stories. Saat bert...
Komentar
Posting Komentar