Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Siapa Pacar Pertamamu?


[Artikel 16#, kategori Cinta] Siapa pacar pertamamu? Pasti orang yang menyenangkan dan selalu membuatmu bersemangat. Tapi, apakah kamu ingat siapa yang pertama? Saya sendiri malah bingung mengingat yang mana dan baru sadar bahwa antara cinta monyet dan pacar pertama ternyata berbeda. Duh, bagaimana saya harus menceritakan ini di sini.

Saya tertarik menulis ini setelah menyelesaikan film Drama Korea Fight My Way tentang pasangan yang sejak kecil berteman. Mereka tumbuh besar dan akhirnya jatuh cinta, melewati fase-fase yang namanya cinta monyet dan pacar pertama. Filmnya sangat menyenangkan dan kamu wajib menontonnya.

Pacar pertama saya

Pikiran saya mundur kebelakang mencari siapa perempuan pertama yang saya pacari. Mulai dari rumah masa kecil, rumah dekat lapangan bola hingga rumah ke rumah lainnya. Maklum, selama kecil saya sering banget pindah rumah. 

Setelah berpikir keras beberapa hari, saya sempat mau menggambarkan beberapa wanita mulai dari teman SD hingga teman satu komplek. Dan mereka tidak pernah ada yang jadian saya sama sekalipun, meski saya menunjukkan rasa suka itu. Kini para perempuan itu sudah bahagia dengan suami-suami mereka.

Lalu, siapa pacar pertama saya? Ternyata saya pernah jadian pada waktu SMP. Karna jamannya belum ada Smartphone maupun hape yang saya miliki, saya jadiannya kurang asyik waktu itu. 

Harus saya akui, waktu SMP saya bukan tipe pria keren di lingkungan. Jadi tak heran pertama kali pacaran, masih malu-malu dan kebanyakan lewat telepon jadoel. Dan paling aneh, saya beberapa kali melakukannya lewat Wartel (jaman nggak banget).

Seiring waktu, memori tentang kesan pacar pertama tak banyak terekam di kepala. Apakah saya bahagia, apakah kita pernah berkencan, atau apakah bertahan lama? Sepertinya saya tidak ingat sama sekali, mungkin saya sudah menghapus memori waktu itu. 

Bagaimana denganmu?
Apakah sangat menyenangkan saat ia melihatmu?

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh