Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Kena Suspend Twitter, Hati-hati Nyebarin Konten Ini


[Artikel 6#, kategori Twitter] Hari ini dapat surat cinta dari Twitter via email. Isinya bikin degdegan. Saya diperingatkan untuk tidak menyiarkan konten yang sensitif. Dan ketika saya baca surat tersebut, ternyata benar saja. Beberapa hari kemarin saya menyiarkan adu pinalti antara Portugal vs Chile. Duh, ada - ada saja.

Saya pikir ini akan berdampak pada akun Twitter saya, ternyata bukan. Akun yang dipermasalahkan adalah akun Periscope. Saat saya cek Periscope, memang benar saya tidak dapat mengakses alias membuka akun tersebut. Setelah sedikit mengutak - atik, akun saya kembali. Tapi. 

Ada tapinya nih. Semua upload video saya di sana hilang semua. Wah, saya kapok kalau begini. Ini jadi sebuah ungkapan bahwa orang baik itu memang sulit. Ya, pasti. Apalagi bicara hak cipta. Begini rasanya kena suspend, tapi untungnya akun saya sudah kembali.

Dalam email yang dikirimkan, FIFA lewat kuasa hukumnya memang mengirimkan sesuatu yang mengerikan dari kacamata hukum. Saya sampai kehabisan kata - kata untuk menggambarkan hal tersebut. *Setelah diterjemahkan pakai google translate.

Mungkin ini adalah pelajaran berharga yang saya dapat di awal Juli ini untuk tidak melakukan hal konyol meski tujuannya baik. Baik buat diri sendiri tapi belum tentu buat orang lain.

Kamu yang suka ingin berbagi, harus hati - hati tentunya. Jangan sampai, nasibnya seperti saya. Dapat email cinta. Dan kamu harus hati-hati terhadap konten yang berhubungan dengan pertandingan sepakbola, apalagi resmi dari FIFA. Jangan siarin secara live deh. Apes nanti. Siarin yang lain aja.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh