Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Cedera Lagi, Lutut Bengkak

[Artikel 102#, kategori futsal] Saya membuka kaos kaki saat pertandingan baru berjalan kurang dari semenit. Ini adalah main ke-4 kalinya menjadi kiper malam ini (14/6). Lho, kok bengkak. Langsung saja saya minta diganti dan keluar.

Padahal bulan Juni ini saya memutuskan bermain sekali dalam seminggu demi meminimalisir cedera. Eh, ini malah cedera juga dan dipastikan bulan Juni akan saya lewatkan begitu saja.

Tidak ingat sama sekali

Saya bingung kenapa lutut saya bengkak begini. Padahal selama main hingga ketiga kalinya, tidak ada benturan sama sekali dengan pemain lawan yang membuat saya merasa kesakitan.

Yang saya tahu, saya terlalu bersemangat untuk menepis bola dengan sering menjatuhkan tubuh (menerjang). Saya menyukai setiap atraksi yang saya lakukan, namun kalau jadinya begini, mungkin saya akan berhenti melakukannya.

Khawatir

Saya sangat khawatir hingga memutuskan pergi lebih awal dari tempat futsal. Padahal masih ada 1 jam lagi permainan. Yang aneh, lutut bengkak tapi sakitnya biasa aja. 

Bangun pagi harinya, bengkaknya tambah besar. Beberapa kali saya kompres dengan air es dan minum obat pereda nyeri. Saya harap bengkaknya tidak akan lama.

Entah, apakah saya akan benar-benar berhenti bermain futsal atau istirahat dengan waktu lama. Rasanya cedera kali ini buat trauma.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya