Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Halo Juni 2022

[Artikel 104#, kategori catatan] Ternyata sudah satu tahun berlalu semenjak saya pulang kampung. Kondisinya mirip, maksudnya suasana di rumah Semarang yang sedang ramai sekarang dan setahun lalu. Hanya saja, bulan ini jadi lebih berat karena masalah keluarga. Entahlah, apakah saya sanggup hingga akhir?

Awal bulan Juni, Kota Semarang sudah disapa dengan hujan sore harinya. Saya pikir, bulan Juni akan lebih terang benderang setiap hari. Oh ya, tanggal 1 Juni diperingati Hari Lahir Pancasila. Orang-orang yang bekerja di instansi pemerintahan maupun swasta mendapatkan libur satu hari.

Pria tidak akan berubah

Berapa lama pun tidak bertemu, bahkan tidak berbicara, sikap pria (di sini orang-orang yang saya kenal) tidak akan pernah bisa berubah. Saya mengalaminya itu.

Terlebih sesuatu yang berhubungan dengan kesenangan seperti begadang, minum atau merokok. Wajar saja memang, namun bagaimana dengan yang sudah berkeluarga. Saya harap bila di masa depan akhirnya saya menikah, bisa mengubah sikap buruk saya.

Menanggung hutang

Saya tidak pernah menyangka berada diposisi ini sekarang, menanggung hutang. Padahal saya berusaha konsisten menabung untuk masa depan yang dirasa masih sangat suram dan sekarang, saya harus disuruh membayar untuk apa yang tidak saya lakukan.

Tanggung jawab sebagai anak tertua hari ini menjadi beban kala sang adik terjerat hutang berkepanjangan. Entah kenapa generasi Z yang dianggap luar biasa bagi orang pemasar, dalam kenyataannya adalah beban.

Di sini, bukan melimpahkan ke semua generasi Z, maksud saya tentang adik saya. Entah kenapa sifat kompetitifnya kalah dengan beban yang diterimanya. Mudah menyerah, tidak punya ide karena terlalu khawatir dan sulit maju. 

...

Bulan Juni, apakah saya baik-baik saja? Saya harap demikian. Perjalanan masih panjang (29 hari). Saya butuh uang, tapi saya juga ingin kenyamanan (bloger). Semoga kami semua diberikan kemudahan untuk setiap apa yang dikerjakan. Dan tentu, dibukakan pintu rejeki seluas-luasnya. Amin

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Jab Harry Met Sejal, Film India Tentang Pria yang Berprofesi Sebagai Pemandu Wisata

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun