Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Halo, Maret 2022

[Artikel 101#, kategori catatan] Selamat datang bulan Maret, apa kabar kamu hari ini? Saya, ya baik seperti biasa. Alhamdulillah sehat. Semoga, kamu juga ya. Awal bulan yang jatuh pada hari Selasa begitu sangat saya nanti. Semoga cerah malamnya, karena ini adalah minggu pertama futsal di bulan Maret.

Sebelum menulis ini, saya kembali membaca masa lalu saya di bulan yang sama pada tahun 2021. Oh ya, laptop yang saya gunakan masih dari ASUS dan diingatkan dari tulisan tersebut jika tahun ini sudah 2 tahun saya pakai. 

Pandemi satu sisi berdampak buruk, satu sisi lainnya malah saya nikmati (laptop). Entahlah, gimana nanti setelah kembali. Apa yang terjadi pada saya? Semoga ada perangkat lainnya.

Kapan kamu menikah?

Saya tidak menyangka Ayah saya menelpon siang tadi. Sepertinya beliau akan mendapatkan rejeki. Semoga saja beneran, karena beliau juga tidak sedang bekerja. Ada pun, hanya saat dipanggil atau ada kerjaan yang menghampiri. 

Seperti mudah ketebak, giliran Ibu saya yang berbicara yang kali ini lewat video call. Kalimat kapan menikah selalu terlontar setiap pembicaraan. Mau gimana lagi, namanya juga orang tua dan khawatir anak sulungnya yang semakin berumur.

Kata cucu juga keluar dari mulutnya yang saat video call tidak terlihat. Sudah sangat tersudut dengan kalimat-kalimat di atas, masih saja saya diancam dibalik kata-kata seolah tidak sayang mereka.

Entahlah, kenapa nasib saya belum baik juga. Mungkin jika tahu masa depan saya seperti ini, saya lebih baik memilih bersama beliau saja. 

Sehat selalu buat mereka. Maafkan anak tidak berbaktimu ini yang masih mengejar ego dan akhirnya terlanjur basah tidak mau pergi (Semarang).

Dia

Beberapa hari kemarin saya sempat menanggapi status dia. Sudah 1 tahun lebih kami resmi menjadi mantan, tapi saya bersyukur masih bisa berkomunikasi meski hanya saat perlu saja.

Entah, seperti Tuhan mendengar doa masa lalu saya yang pernah berhubungan dengan wanita-wanita yang indah kemudian hilang bak ditelan bumi. Apakah semua wanita begitu, sukanya mengubur semua hal yang membuatnya memilih masa depan lebih baik. Sedangkan orang yang mereka tinggalkan tidak pernah mereka pikirkan.

Komunikasi kami hanya sebatas saling membantu. Dia sepertinya ingin beranjak dari tempat tinggalnya demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Semoga saja dia tidak mengulang masa lalunya yang tergelincir.

Tahun ke-12

Bulan Maret ternyata ada momen yang akan saya rayakan. Dotsemarang akan berusia 12 tahun. Tidak ada perayaan seperti tahun lalu. Setidaknya, saya senang bahwa saya masih menjaganya untuk sampai sini.

...

Awal bulan kebahagiaan datang bertubi-tubi, saya harap tidak ternoda yang akan jadi bahan tulisan nanti dalam perjalanan (Maret).

Alhamdulillah, keuangan masih aman dan bulan ini saya mencoba kembali menerapkan satu hari 5 ribu rupiah. Semoga bisa konsisten.  

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh