Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Reuni Tim Hari Jumat di Hari Selasa

[Artikel 96#, kategori futsal] Ada cerita menarik Selasa malam (15/3). Beberapa rekan futsal berkumpul. Tidak ada aneh sebenarnya dan wajar. Hanya saja, seorang rekan yang belum ketemu akhirnya bergabung juga. Kami seperti sedang reuni yang biasanya dipertemukan tiap hari Jumat.

Rasanya tiap main hari Selasa, waktu begitu sebentar bila main. Padahal durasi sewa sampai 3 jam. Ya, itu karena jumlah pemainnya yang cukup banyak. Malam ini saja sampai 7 tim, yang masing-masing 1 tim berisi 6 orang. Luar biasa.

Reuni hari Jumat

Perasaan yang masih bagus beberapa minggu terakhir, membuat saya bersemangat. Namun kali ini saya akhirnya merasakan kekurangan. Kembali menjadi kiper. Benar-benar kehilangan momentum.

Dari sekian momen, kumpul bersama rekan-rekan yang biasa bermain hari Jumat terasa menyenangkan. Tidak salah jika olahraga semacam futsal membuat pertemanan lebih nikmat. Khususnya buat mereka yang sudah tidak muda lagi.

Sudah lama sekali tidak bermain hari Jumat. Saya jadi ingat awal-awal kembali bersemangat bermain futsal. Setelah vakum beberapa tahun, akhirnya saya menemukan diri saya kembali.

Sayangnya, pandemi mengubah segalanya. Kami tidak lagi bermain setiap hari Jumat. Untunglah, rekan sesama Jumat mengajak saya untuk ikutan bermain hari Selasa dan Kamis. Terselematkan.

Sarung tangan

Ketika mendapatkan kebangkitan akhir bulan Februari, saya pikir dengan tidak menjadi kiper, saya udah bahagia dan bersenang-senang. 

Namun mendadak sebelum main tadi malam, kiper yang biasanya, mendadak memberi sarung tangan karena ia sudah punya yang baru. Duh, ini gimana skenarionya ?

Apakah saya harus jadi kiper terus? Entahlah.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Halo, Mei 2024