Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Bertahan 5 Menit Saja

[Artikel 92#, kategori futsal] Mungkin karena kurang istirahat saja. Apalagi baru pulang dari Jogja. Hari ini main futsal terasa banget tubuh menderita. Nafas sudah tidak teratur dan detakan jantung semakin berdendang, saya memutuskan keluar. Padahal baru main 5 menit.

Niat besar saya akhirnya kalah. Saya minta diganti dan segera merebahkan tubuh saya setelah keluar. Teman-teman sampai khawatir karna saya tidak biasanya.

Keringat terus mengucur tubuh dan kepala saya pening rasanya. Namun keputusan keluar secepatnya dari lapangan membuahkan hasil. Perlahan namun pasti, tubuh saya mulai membaik.

Main lagi

Kamis minggu pertama (3/2), saya masih tidak ingin menjadi kiper. Namun tetap saja saya mengambil peran tersebut.

Saya sudah kembali di dalam lapangan setelah beberapa pertandingan dilalui. 

Kekhawatiran sirna juga karena menjadi kiper tidak begitu menguras fisik. Berbeda dengan posisi lainnya, saya banyak berlari ke sana kemari.

...

Alhamdulillah, saya melaluinya dengan baik-baik saja meski sempat deg-degan. Entah karena tubuh lelah atau juga karena sebelum berangkat futsal, saya minum obat masuk angin.

Saya pikir perjalanan jauh, khawatirnya tubuh gak maksimal karena masuk angin. Malah sebaliknya, itu membuat jantung saya tidak karuan.

Entahlah.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh