Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Futsal Hari Selasa, Cedera Tangan

[Artikel 89#, kategori futsal] Setelah sempat absen Selasa minggu lalu karena hujan, hari Selasa ini (18/1), terasa menggembirakan. Sayangnya, perasaan itu ternodai dengan pergelangan tangan yang cedera karena salah menahan bola.

Sempat hujan kembali mengguyur Kota Semarang sore hari. Semoga saja tidak berlanjut hingga malam hari. Khawatir, tentu saja karena Selasa kemarin sudah gak jadi main.

Tangan kanan

Semua baik-baik saja awalnya. Beberapa kali penyelamatan gemilang membuat saya tidak salah memilih posisi penjaga gawang meski sebenarnya posisi terbaik adalah bukan kiper.

Tendangan kencang berhasil diblok, sundulan yang sempat mengecoh, sudah berhasil diantisipasi. Termasuk gerakan penyerang yang posisinya selalu berada di depan. Tipe yang tidak banyak bergerak, namun punya peluang 80% untuk mencetak gol.

Praha akhirnya datang. Bola yang berhasil diumpan ke Pak Eko dari rekannya, langsung disosor dengan tendangan ujung sepatu. Argghh... sakit sekali. 

Saya sempat terkapar memegang pergelangan tangan yang sangat sakit. Bola memang bisa ditepis, dan permainan masih berlanjut, sedangkan saya meringis kesakitan.

Sebenarnya saya sudah antisipasi dari posisi yang tepat. Namun sepertinya tendangan begitu kencang yang jaraknya kurang dari 2 meter. 

Posisi tangan menapak ternyata membuat pergelangan saya nyeri sekali. Seharusnya itu ditindu atau dibuang ke samping. Kalau menulis ini tentu bisa mikir, tapi saat di lapangan? Apalagi dengan jam terbang saya yang masih bau kencur.

Gambar ini ilustrasi, bukan diambil saat hari Selasa kemarin. Ini foto bulan November 2021.

...

Tidak menyenangkan cedera. Tapi tetap bersyukur jari jemari masih bisa menulis seperti di halaman ini. Namun untuk memegang barang yang berat, sangat nyilu. 

Setelah hari Selasa, saya akan kembali bermain hari Kamis. Hanya ada 2 hari untuk menginstirahatkan tangan yang cedera. Semoga saja sudah baikan esok harinya.

Kamis dipastikan saya tidak akan mengambil posisi jadi kiper. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh